"Lo bodoh ya? Atau tingkat kepedean lo begitu tinggi sampe-sampe dengan gampangnya lo ngelepas Ayana gitu aja!" hardik Sam ketika Rei mengunjungi di kediamannya di Bogor.
"Gak lah, awalnya gue gak ngelepasin dia, gue cuma minta jarak sampe kasus ini terpecahkan."
"Dan lo yakin? Begitu lo tahu siapa pelaku teror itu, lo bakal minta balikan dan Ayana nerima lo dengan perasaan yang sama?"
Rei terdiam.
"Ini yang gue maksud lo itu bodoh! Jangan otak doang disekolahin, hati lo coba masukin ke PAUD."
"Ngaco!"
"Ini kenyataan, Bro. Gue ngejar dia bertahun-tahun sampe jungkir balik, salto, kayang, dan lo tahu? Gue gak pernah dapet perhatiannya."
Rei menahan tawanya.
"Seenggaknya gue lebih beruntung," gumam Rei.
"Bukan saatnya untuk mensyukuri keberuntungan lo. Balik lagi ke masalahnya, kasusnya udah ada titik temu?" tanya Sam.
"Masih didalami sama kepolisian dan timnya Jacob. Gue masih gak habis pikir, apa latar belakang orang itu berbuat ini sama gue ya?"
"Faktor asmara mungkin."
"Maksudnya?"
"Ya kali aja ada cewek yang pernah suka sama lo, lalu ditolak, pada akhirnya dendam dan nyelakain orang terdekat lo."
"Gak mungkin lah, gue gak pernah nolak cewek dengan kejam, buktinya gue masih say hi sama cewek-cewek Kanada yang pernah naksir gue."
Narsisnya mulai keluar, gumam Sam.
"Ya mungkin dari pihak Ayana."
Rei berpikir sejenak, orang yang suka sama Ayana, setahunya Fabian. Tapi dia yakin seratus persen om-om itu nggak akan melakukan hal seperti ini, apalagi melukai Ayana.
"Tunggu!" sela Rei.
"Kenapa?"
"Apa mungkin Stefi."
"Stefi siapa?" tanya Sam.
"Dia sekretaris gue, dia mirip banget sama Ayana. Dan gue pernah ada masalah sama orang karena ngebelain Stefi."
Apa mungkin Pak Jeremy?"
"Ngga ada salahnya lo selidikin."
Rei mengangguk. Betul juga, tempo hari ia membuat malu Pak Jeremy di depan atasannya sendiri, lalu peristiwa ledakan yang membuat Stefi menjadi salah seorang korban.
Apa mungkin Ayana itu hanya salah sasaran? Pelaku menganggap Ayana adalah Stefi?
"Kalau memang benar yang mereka incer sebenernya Stefi, terus gue mesti gimana?"
"Serah lo, gue gak mau ngurusin bocah keras kepala kayak lo," jawab Sam sambil menoyorkan kepala Rei.
Mungkin karena tidak berpengalaman dalam percintaan, Rei seolah-olah tidak tahu harus bersikap seperti apa.
"Sebenernya kenapa lo kayak gitu? Pasti ada alasannya 'kan?" tanya Sam penasaran.
"Gue nggak tahu, yang jelas begitu Ayana celaka dan disebabkan oleh gue, gue sangat ngerasa bersalah dan gak bisa maafin diri sendiri. Pada akhirnya, gue ingin melindungi dia dengan menjauhkannya dari gue," ucap Rei putus asa.
***
Minggu sore ini, Ayana memutuskan untuk pergi ke The Edge untuk mengambil dompet dan beberapa pakaian miliknya, ia pun harus mengembalikan kartu akses unit tersebut, karena ia sudah tak berhak memegangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMAT
RomanceStory ini adalah sekuel dari my sweetest enemy, jadi baca dulu cerita pertama ya! Setelah selesai menyelesaikan studinya dan sukses berkarir di Toronto, Rei memutuskan kembali ke Indonesia. Sang Mama memutuskan pensiun dan menunjuk Rei sebagai pengg...