Tiga belas tahun yang lalu, Rei mana berani membayangkan dirinya akan bersanding di pelaminan seperti ini dengan Ayana. Walaupun sedari dulu ia memang sudah menyimpan rasa kepada gadis itu, tapi karena hobinya yang suka menjahili Ayana, bukannya membuat gadis itu menyukainya, malah balik membenci dirinya, terlebih ketika itu ada Sam yang juga berniat mencuri hati Ayana.
Kini, gadis pujaan hatinya sedang berdiri di sampingnya, menyalami tamu undangan satu per satu dengan wajah berbinar, meskipun mereka sudah lelah berdiri lebih dari satu jam dan antrian tamu yang ingin bersalaman dan mengucapkan selamat kepada kedua mempelai ini masih panjang.
"Ay, capek gak?" tanya Rei ketika mereka sedang di ruang istirahat untuk berganti pakaian.
"Capek banget, masih dua jam lagi ya?" tanya Ayana ketika rambutnya sedang ditata.
"Iya, aku pengen cepet-cepet selesai acaranya."
"Sabar. Aku juga udah kepengen masuk kamar," ucap Ayana.
Wajah Rei yang semula lelah, tiba-tiba berubah berbinar.
Penata rias dan penata rambut yang kebetulan berada di dalam ruangan itu pun tertawa kecil mendengarnya.
"Kamu pengen cepet-cepet ngamar?" tanya Rei antusias.
"Iya, kamu juga 'kan? Dari sebelum subuh aku bangun karena mesti perawatan, mana malemnya gak bisa tidur. Rasanya udah kepengen cepet-cepet istirahat, tidur yang pules."
"Kamu ngamar karena mau tidur?" tanya Rei dengan nada kecewa.
"Iya, ada yang salah?"
Rei tertawa garing. "Tidur yang bukan benar-benar tidur, kan?"
Kening Ayana berkerut. "Memangnya ada tidur kayak begitu?"
Rei menghela napas pasrah. Ini Ayana yang emang polos, pura-pura polos, atau dirinya yang kelewat mesum?
Atau mungkin Ayana benar-benar capek, perempuan kalau capek memang begitu, beda dengan lelaki seperti Rei, walaupun tubuh lelah, tapi kalau ingat ke 'ritual sakral' pengantin baru, otaknya masih on fire.
***
"Siapa sangka 'kan? Akhirnya," ucap Sam ketika Rei menghampirinya yang sedang menikmati kudapan.
"Akhirnya sama gue," kata Rei pongah.
Sam tertawa. "Jadi, langsung tancap gas nih?"
Rei tertawa syarat akan kemalangan. "Kayaknya tunda dulu, Ayana udah kasih sinyal langsung tidur beres acara."
Sam menepuk pundak Rei mencoba untuk memberi support. "Cewek emang gitu, gue aja dulu ditunda sepuluh harian."
"Serius? Kok lama banget?"
"Serius lah, abis resepsi capek banget kan tuh, besoknya bini gue dapet tamu bulanan."
Rei tertawa puas akan kemalangan Sam waktu dulu.
"Jangan seneng dulu, lo! Lo belum ngalamin."
"Minimal gue ada temennya gitu."
"Emang lo pengen cepet punya Rei junior?"
"Sedapetnya aja sih gue mah, umur udah mau tiga puluh juga, kan. Ya, kalau belum dapet juga berarti gue dikasih waktu buat pacaran dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMAT
RomanceStory ini adalah sekuel dari my sweetest enemy, jadi baca dulu cerita pertama ya! Setelah selesai menyelesaikan studinya dan sukses berkarir di Toronto, Rei memutuskan kembali ke Indonesia. Sang Mama memutuskan pensiun dan menunjuk Rei sebagai pengg...