SEPULUH-UNDERSTAND

6K 314 7
                                    

Harusnya part ini dipublish hari minggu depan, tapi karena aku lagi berbaik hati jadi dipublish sekarang. Jangan lupa klik bintang dan tinggalkan komentar ya 😘

***

Sampai pagi hari ketika Ayana bangun dan mengecek ponselnya, masih tak ada pesan yang dikirimkan oleh Rei. Apa dia marah?

Ya, jelas marah! Mungkin Rei merasa tersinggung dengan permintaan Ayana yang tidak ingin orang lain tahu mengenai hubungan mereka.

Ayana bangkit dari tidurnya dan segera menuju kamar mandi yang berada di luar kamarnya. Walau hari ini libur, ia terbiasa bangun pagi.

Terdengar suara nada pesan masuk, dengan segera Ayana menyambar ponselnya. Namun, ekspresinya tiba-tiba terlihat kecewa ketika melihat nama si pengirim bukanlah orang yang ia tunggu.

***

"Kamu kenapa?" tanya Mama Diana ketika melihat putranya banyak melamun.

"Gak apa-apa."

"Apa ada masalah di Bandung?"

"Nggak ada. Semuanya baik-baik saja. Rei cuma capek aja kok, Mam."

Kecuali hubungan percintaannya.

"Baguslah kalau baik-baik saja. Lagian kamu itu kenapa baru pulang tadi pagi? Mama kan udah bilang minta ditemenin ke Surabaya. Jangan salahin Mama kalau kamu capek, salah sendiri."

"Iya, Ma. Di sana Rei ketemu temen, jadi kumpul-kumpul dulu."

"Ya harusnya kan ...."

Rei tidak lagi menyimak dengan jelas apa yang Mama Diana bicarakan, yang jelas sang ratu sedang menceramahinya habis-habisan.

Semalam Rei sulit tidur, dan ia baru terlelap ketika jam menunjukan pukul 2 dini hari, lalu alarm sialan itu membangunkannya tiga jam kemudian.

Ia tak sempat untuk menghubungi Ayana, atau sekadar memberinya kabar bahwa ia akan pulang ke Jakarta. Dan sekarang pun ponselnya sedang dinon-aktifkan.

Mungkin setelah sampai di Surabaya ia akan mencoba menghubungi pacarnya itu yang mungkin saja sedang menghawatirkannya, atau tidak sama sekali.

***

Sera: Gue di depan gerbang kos lo.

Ayana membaca lekat-lekat pesan yang dikirimkan oleh Sera-temannya di kantor.

Kebiasaan! Kalau datang gak pernah bilang dulu.

Ayana bergegas keluar kamar, dan terlihat di balik gerbang masuk sang sahabat sedang melambai sambil tersenyum tanpa merasa berdosa.

"Kebiasaan deh! Kenapa sih gak bilang dulu kalau mau datang?" protes Ayana sambil membukakan gerbang.

"Gak niat mampir kok, kebetulan abis zumba di sanggar deket sini," kata Sera sambil mengekor Ayana.

"Mau minta minum ya?"

"Tau aja!" Sera tertawa sambil memukul pelan lengan Ayana. "Kenapa sih lo selalu kaget kalau gue mampir tiba-tiba? Suka ngumpetin laki ya?"

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang