DUA PULUH EMPAT-THE FALLEN ANGEL 1

4.2K 230 10
                                    

"Eh, Ayana! Kirain kamu datang bareng Pak Bian," Kata Nanda yang malam ini terlihat cantik mengenakan long dress berwarna navy.

"Nggak, emang Pak Bian belum datang?" tanya Ayana berbasa-basi.

"Belum tuh. Eh, sini deh, Ay!" Nanda menarik tangan Ayana. "Lihat deh, itu si Valerie, anak baru kok bisa ikut sih."

"Valerie bukan anak baru kok, dia kan sebelumnya kerja di Hans juga," ucap Ayana.

"Sebel aja, baru berapa hari di sini, eh dia diajak ikut. Btw, lo cantik banget, sih, sampe pangling tau."

"Iya, cantik banget lo, Ay," kata Stevan yang tiba-tiba nimbrung.

"Eh, lo jangan ngegodain Ayana, ya! dia udah ditandain sama Pak Bian," ucap Nanda ceplas-ceplos.

Ayana melotot sambil menginjak kaki Nanda ketika melihat sosok yang dimaksud oleh rekan kerjanya itu sudah berada tepat di belakang Nanda.

"Siapa yang saya tandain, Nan?" tanya Fabian mengagetkan semuanya.

Nanda berbalik dan menutup mulutnya. "Ah, itu Pak ... saya nggak bermaksud ...."

"Apa orang yang kamu maksud itu Ayana?" tanya Fabian sambil berpindah posisi ke samping Ayana.

"Maaf Pak," ucap Nanda nyaris tak terdengar.

"Kenapa harus minta maaf? Saya baru mau minta pendapat kamu, apa saya cocok berdampingan dengan Ayana?"

Ayana terperangah, kulitnya kini sudah menempel dengan jas yang dikenakan oleh Fabian.

"Co-cocok kok, Pak, cocok sekali," komentar Nanda sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Sialan, Nanda!

"Iya, Pak. Cocok banget, kapan diresmiinnya atuh?" tambah Stevan.

Fabian tertawa. "Nyaris," jawab Fabian ambigu.

Nanda dan yang lainnya hanya saling menatap, tak mengetahui apa yang dimaksud oleh atasannya tersebut.

"Ya, sudah, semuanya sudah kumpul? Bagi dua aja ya, di mobil saya masih kurang tiga orang, sisanya di mobil Pak Handa, nggak apa-apa kan, Pak?" tanya Fabian.

"Nggak apa-apa, Pak, lagi pula saya bawa mobil yang kapasitas penumpangmya banyak. Ya, udah kita langsung berangkat aja, takut kemaleman," kata Pak Handa.

***

"Tampannya anak Mama," komentar Mama Diana yang melihat anaknya sedang berdiri di depan cermin yang sangat besar.

"Jelas lah," tambah Rei sambil merapikan dasi kupu-kupunya.

"Kamu mirip banget sama Papa, Mama jadi keingetan Papa." Mama Diana menyeka sudut matanya.

"Nangis, mulai deh!" kata Rei yang mendekati posisi Mamanya yang sedang berdiri di dekat pintu.

"Mama kangen sama Papa ...." ucap Mama Diana lirih.

Rei meraih Mama Diana dan memeluknya erat.

"Papa udah tenang di sana, sekarang Mama nggak usah banyak pikiran, nikmatin aja waktu Mama, perusahaan biar Rei yang pegang. Rei janji, demi Papa dan Mama, Rei bakal berusaha sebaik mungkin."

"Kalau masalah perusahaan sih Mama percaya sama kamu, tapi, Mama masih khawatir satu hal."

"Apa itu?" tanya Rei yang mencium ada yang tidak beres dengan arah pembicaraan Mamanya.

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang