Rei mencondongkan tubuhnya kepada Ayana, semakin berdebar hati Ayana, ia memegang kuat tasnya. Apa yang akan Rei lakukan?
Semakin dekat jarak mereka, Ayana menahan napasnya. Terdengar suara klik, sedetik kemudian Ayana melihat wajah Rei yang menahan tawa dengan pipi mengembung.
"Lo ini kenapa? Tegang banget? Cuma mau pakein sit belt kok. Emang lo mikir apa?" ledek Rei sambil tertawa terbahak.
Seketika wajah Ayana memerah menahan malu, lalu ia menggeleng.
Rei menatap wajah Ayana dalam. "Tapi lo makin cantik kalau lagi malu gitu ya."
"Di Kanada belajar gombal, Pak?" tanya Ayana sebisa mungkin menetralkan ekspresinya.
Rei mengusap wajahnya frustasi. "Udah dong jangan panggil Bapak! Oke, kalau di lingkungan kantor gak masalah, ini kan udah di luar jam kerja. Panggil nama aja napa!"
"Iya, maaf."
"Mau jalan ke mana sekarang?" tanya Rei mulai mengemudikan mobilnya.
"Terserah Bapak-eh, terserah kamu aja."
Rei tersipu, baru kali ini Ayana memanggil dengan sebutan kamu. Rasanya beda, kayak ada manis-manisnya gitu. Dan sepertinya ia pun harus mengubah panggilannya kepada Ayana.
"Gue, hm ... aku gak tau daerah Bandung, terakhir ke sini belasan tahun yang lalu. Mana aku inget."
"Mau tempat yang kayak gimana? Tempat makan atau cuma ngobrol aja?"
"Makan sambil ngobrol dong."
Ayana terlihat berpikir. "Perempatan sana belok kiri."
"Oke!" Rei mulai menambah kecepatan mobilnya dan melesat sesuai petunjuk Ayana.
***
"Lain kali boleh ketemu lagi?" tanya Rei ketika sampai di depan tempat kos Ayana, mengantarkannya pulang karena malam semakin larut.
"Ketemu lagi?"
"Iya. Boleh nggak? Atau ada yang marah?" Sejujurnya, di dalam hati Rei menertawakan dirinya sendiri, baru kali ini pertanyaannya penuh kode.
"Siapa yang marah?" tanya Ayana lagi.
"Pacar misalnya?"
Ayana tertawa."Aku nggak punya pacar."
"Suami?"
Kali ini bukan sekedar tawa, namun ada nada meledek di dalamnya. "Apalagi itu."
"Jadi free nih?"
Ayana mengangguk.
"Yes!"
Ayana mengerutkan keningnya, reaksi macam apa itu? Wanita seumuran Ayana bahkan harusnya sudah punya anak.
"Ya udah, aku masuk dulu ya."
Kebiasaan Ayana emang nggak pernah berubah, nggak ngajak mampir dulu gitu. Nggak tahu apa? Orang yang duduk di sampingnya masih kangen.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMAT
RomanceStory ini adalah sekuel dari my sweetest enemy, jadi baca dulu cerita pertama ya! Setelah selesai menyelesaikan studinya dan sukses berkarir di Toronto, Rei memutuskan kembali ke Indonesia. Sang Mama memutuskan pensiun dan menunjuk Rei sebagai pengg...