EMPAT BELAS-KAKAK

4.9K 277 14
                                    

Rei tak pulang malam ini, ia berada di depan sebuah rumah bercat putih. Ia ragu untuk mengetuk pintu, pasalnya sekarang sudah pukul satu malam. Ia memilih mengetikan sesuatu di ponselnya. Ia mengirim email kepada beberapa orang.

From: Reihan G Gantara
Subject: Malam ini
To: Ayana D Putri

Selamat malam cantikku,

Aku harap kamu tidur nyenyak malam ini setelah aku mengganggumu tadi.
Aku akan bertemu Sam, mungkin ada yang mau disampaikan untuk mantan rivalku ini?

Heartwarmed message,

Reihan Geovani Gantara
Managing Director, Hans Corporation Central id.

Ia kembali menuliskan sebuah pesan elektronik untuk yang lain.

From: Reihan G Gantara
Subject: Pembatalan Ijin
To: Stephanie Agnesia

Mohon maaf Stefi,

Saya ada keperluan mendadak besok-atau mungkin hari ini, mengingat sekarang sudah pukul satu tengah malam- saya harap ada seseorang yang akan menggantikanmu datang ke acara wisuda adikmu, karena kamu harus masuk besok-hm ... hari ini-

Tolong email-kan proposal yang harus dipelajari, saya tanda tangani besok. Dan batalkan semua janji pertemuan, jadwal ulang untuk besok dan lusa.

Rangkum semua agenda rapat, informasi lain saya minta untuk di email tanpa ada yang terlupa.

Reihan Geovani Gantara
Managing Director, Hans Corporation Central id.

Rei menonaktifkan ponselnya ketika sebuah mobil baru saja terparkir tepat di belakang mobil Rei.

Sam.

"Rei, ada apa?" tanya Sam begitu keluar dari mobilnya.

Rei menatap Sam sangat lekat.

"Are you okay, Rei?"

"Harusnya gue yang tanya! Kenapa gak bilang?" marah Rei.

Sam menatap Rei tajam. Ia tahu kemana arah percakapan Rei kali ini.

"Kita bicara di tempat lain, gue nggak mau ganggu anak istri gue," kata Sam.

Rei mengangguk.

"Tunggu sebentar." Sam masuk ke dalam rumah, tak lama kemudian ia keluar, diikuti Alya-istrinya.

Rei mengangguk sopan kepada Alya, mereka pernah bertemu sebelumnya.

"Aku gak akan lama," ucap Sam sambil mengusap lembut kepala istrinya.

Rei memalingkan wajah, ia tak ingin terbawa perasaan oleh adegan suami istri ini.

"Pakai mobil lo, ya. Gue capek," kata Sam.

"Ya, udah cepet masuk!"

Selama perjalanan, Rei dan Sam sama-sama terdiam.

"Jam segini masih ada kafe yang buka?" tanya Rei.

"Ada, pertigaan belok kanan," jawab Sam.

Pak Ahmad menghentikan mobilnya tepat di sebuah kafe yang masih terlihat ramai.

"Pak, ikut masuk aja, sekalian pesan makanan dan kopi," suruh Rei yang tak tega membuat Pak Ahmad tak beristirahat malam ini.

Pak Ahmad mengangguk dan mengekor Rei dan Sam yang memasuki kafe tersebut.

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang