EMPAT PULUH LIMA-RINDU

5.1K 277 28
                                    

Sudah hampir sebulan sejak pertemuan terakhirnya dengan Rei di basement kantor, ia tak pernah bertemu maupun mendengar kabar tentang Rei. Pria itu benar-benar tak menghubunginya lagi.

Dan hari ini Ayana akan berangkat ke kantor pusat bersama Fabian, tim marketing dan tim advisor untuk mengikuti training skill selama lima hati di Jakarta. Apakah ia akan bertemu kembali dengan Rei?

Jujur, ia belum siap. Ia masih menata hatinya yang porak poranda. Jika kembali bertemu dengan pria itu, ia takut akan kembali hancur dan terluka.

"Nggak ada yang tertingal?" tanya Fabian ketika membantu Ayana memasukan barang dan keperluannya di bagasi bus.

Ayana menggeleng.

"Baguslah, ayo naik!"

Kali ini mereka berangkat menggunakan bus, karena memang peserta yang mengikuti training cukup banyak, sehingga kantor pusat memfasilitasi transportasi untuk sampai ke Jakarta.

Hinga sampai di kantor pusat, rombongan mereka di sambut oleh staf kantor pusat, mereka memohon maaf karena direktur utama sedang ada kunjunhan luar negeri dan tak bisa menyambut kedatangan peserta training skill.

Seketika perasaan yang bertolak belakang muncul di hati Ayana. Antara lega dan bahagia karena tidak akan bertemu dengan Rei ketika ia bertugas di kantor pusat, dan perasaan kecewa.

Kurang lebih sebulan ini pun Ayana tak merasa diikuti atau dimata-matai, apakah Rei sudah menarik kembali stafnya untuk mengikuti Ayana?

Kenapa aku harus peduli?

Ketika menapaki lobi, seluruh tim Bandung merasa takjub dengan interior ruangan yang begitu modern, bernuansa putih dan dominasi kaca besar sebagai pengganti tembok.

Jujur, Ayana pun menikmati keindahan kantor ini, berbeda dengan kantornya yang terkesan biasa saja.

Ia baru menyadari bahwa Rei dan keluarganya sangat kaya, ia pun terbesit rasa kagum terhadap Rei yang mampu memimpin perusahaan sebesar ini, apalagi bukan rahasia umum kalau Rei sudah mulai menjadi bagian penting di perusahaan sejak masih mengenyam sekolah menengah atas.

Tak adanya Rei di kantor ini yang entah sampai kapan membuat Ayana bersyukur, ia bisa bekerja dan mengikuti training skill ini dengan fokus.

Selama tiga hari training berlangsung, banyak yang berkomentar mengenai kemiripan Ayana dengan sekretaris direktur utama, Ayana hanya menanggapinya dengan senyuman. Entah ini memang kebetulan semata atau ....

"Bisa aja Pak direktur suka sama kamu loh," komentar salah satu karyawan yang bertugas di kantor pusat bernama Risa, ketika mereka sedang berbincang setelah makan siang.

Dahi Ayana berkerut.

"Kenapa bisa begitu, Mbak?" tanya Shelly karyawan cabang Semarang.

"Pak Bos kan emang digosipin ada sesuatu sama sekretarisnya, liat kan foto yang muncul di website waktu itu. Dan aku denger sih yang milih Stefi itu Pak Reihan langsung, dan itu langsung diputuskan pas interview."

"Wah, gila, beruntung banget."

"Iya, padahal masih ada dua peserta lagi, tapi langsung diputusin gitu aja."

Ayana mendengarkannya dengan tidak nyaman.

"Dan pertanyaannya yang fenomenal itu kalian tahu gak?" tanya Risa.

Semua orang yang berada di satu meja yang sama pun menggeleng, karena memang mereka berasal dari kantor cabang, jadi tidak mengetahui gosip yang beredar di kantor pusat.

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang