BONUS CHAPTER-BUKBER

4.5K 167 1
                                    

(Cerita ini di luar konflik utama ya. Settingnya ketika mereka masih SMA, Ayana belum ada rasa dan Rei pun masih caper suka jahilin Ayana, persaingan dengan Sam pun masih berlangsung 😁)."

Ayana keluar dari pintu rumahnya, ia mengunci dan menyimpan kuncinya di bawah keset, Kakaknya pasti pulang nanti malam. Pasalnya sore ini Ayana akan bersiap pergi ke sekolah untuk mengikuti acara pesantren kilat dilanjut dengan buka bersama.

Ketika sampai di pintu gerbang, Ayana kaget ketika melihat dua pria tak diundang sudah mangkal di depan rumahnya.

Sam dengan motor sport-nya, dan Rei dengan mobil beserta Pak Ahmad-sang sopir.

"Kalian ngapain?" tanya Ayana.

"Jemput lo," jawab Rei dan Sam kompak.

Ayana menepuk jidatnya, dua orang ini benar-benar gila.

Aura persaingan menguar dari tubuh Sam dan Rei.

Ayana berjalan melewati mereka berdua.

"Loh, Ay, mau ke mana?" tanya Sam.

"Ke sekolah lah."

"Cepet masuk mobil, jarang-jarang kan nebeng di mobil mahal bareng cogan pula," kata Rei dengan gaya khasnya. Narsis.

Ayana menoleh ke belakang. Menatap keduanya. "Gila!"

Keduanya terpaku ketika Ayana memilih menaiki motor bebek jadul pria berkumis tebal.

Ternyata gadis itu sudah memesan ojeg online.

***

Sesi pengajian sudah selesai, waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Ayana memilih untuk pergi ke toilet karena merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada tubuhnya. Dan benar saja, ternyata ia mendapat tamu bulanannya.

Ayana keluar kamar mandi dengan raut wajah kecewa. Padahal kurang dari satu jam lagi.

Rei yang juga baru keluar dari toilet pria pun menghampiri Ayana.

"Kenapa lo? Sembelit ya?" tanya Rei usil.

Ayana menyipitkan matanya, dalam keadaan normal saja ia benci dengan lelaki ini, apalagi dalam keadaan PMS.

Ia memilih untuk berjalan melewati Rei, dan di hadapannya terlihat Sam sedang berjalan menuju ke arahnya. Mungkin mau ke toilet.

Ayana mengembuskan napas dengan kasar. Jangan lagi ada keributan antara Sam dan Rei.

Entah ada masalah apa diantara keduanya, padahal sebelumnya mereka berdua berteman sangat akrab.

"Mau kemana?" tanya Sam.

Lain halnya dengan Rei yang usil dan jahil, Sam lebih kalem jika menghadapi Ayana.

"Mau ke UKS," jawab Ayana.

"Lo sakit?" tanya Rei khawatir.

Sam menyipit. Ngapain nih bocah sok perhatian.

"Sakit perut," jawab Ayana.

"Kita ke rumah sakit, ya!" ajak Rei.

"Lebay!" Ayana memilih untuk kembali meninggalkan mereka berdua.

Sesampainya di UKS, Ayana mencari obat pereda nyeri di kotak P3K, setelah meminumnya ia membaringkan diri di ranjang. Toh dia gak akan ikut acara buka bersama dan salat berjamaah.

Ia memang selalu merasakan sakit ketika hari-hari pertama mendapat tamu bulanannya, maka dari pada menyusahkan orang lain, ia memilih membaringkan tubuhnya.

"Ay, masih sakit?"

Ayana mendudukan tubuhnya dan menyenderkan punggungnya ke dash bed.

"Iya, udah biasa sih kalau dapet suka begini," jawab Ayana kepada Sam.

Suara pintu terbuka dan menabrak tembok begitu memekaan telinga.

Rei. Lagi-lagi si trouble maker.

"Ngapain lo?" tanya Sam.

"Iseng doang," jawab Rei sekenanya.

"Iseng?"

"Oh, gue mau nyari obat masuk angin,"

Ayana dan Sam saling bertatapan.

Bisa ae modusnya, si kaleng rengginang. Gumam Sam

"Kalian ngapain berduaan di sini?" tanya Rei sambil berpura-pura fokus mencari obat.

"Bukan urusan lo," jawab Sam.

"Bulan puasa gak boleh berduaan, yang ketiganya setan," kata anak soleh Mama Diana.

"Iya, setannya itu elo," kata Sam.

Rei melotot.

"Kalian berantem melulu, nanti puasanya gak dapet pahala loh, lagian bukannya balik ke aula, bentar lagi azan magrib," kata Ayana.

"Nanti lo sendiri dong," ucap Sam.

"Nggak apa-ap ...." ucapan Ayana terpotong ketika Rei menyela.

"Lo ke aula, gih Sam. Bawain takjil buat gue sekalian, biar Ayana gue yang jaga."

"Eh, lo nyuruh-nyuruh gue, ya."

"Kalian ribut aja sih! Mending kalian berdua pergi ke aula nyari takjil, kalau mau kesini lagi ya kesini lah gak usah pake ribut. Pusing!"

Akhirnya kedua lelaki labil itu pun menurut, mereka berdua pergi ke aula. Tak berapa lama mereka pun kembali sambil membawa es dan kudapan untuk berbuka. Tak lupa mereka membawakan untuk Ayana.

Azan magrib berkumandang, akhirnya kedua lelaki itu pun diam dan menikmati makanannya.

Ayana tersenyum, mungkin dari tadi mereka berantem terus karena lapar atau haus.

Walaupun sedari tadi mereka selalu ribut, tapi Ayana berterima kasih dalam hati bahwa mereka berdua menemaninya di ruang UKS, jujur, sebenarnya ia takut sendirian di sini, apalagi hari mulai gelap.

Ini bonchap spesial ramadan. Masuknya ke story MSE sih.
Buat yang penasaran sama kisah mereka waktu SMA bisa baca story pertama dari cerita ini di work-ku, judulnya My Sweetest Enemy.

Tapi maap-maap aja ye, Mpok. Tulisannya masih kacau dan banyak typo, tanda baca juga banyak yang salah. Maklum masih belajar 😁

Mau komen atau kritik membangun juga boleh.

Story CLBK aku gak janjiin kapan publish, pokoknya beres nulis langsung publish. Satu part terakhir sebelum mudik, kalo udah mudik gak janji bakal sering update. Mungkin sekitar semingguan.

Readers yang mau mudik ke kampung halaman masing-masing juga hati-hati di jalan ya, semoga sampai dan kembali dengan selamat 🤗

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang