TIGA PULUH TIGA-SAKIT

5K 255 8
                                    

Mohon maaf ya, banyak yang kecewa kemarin (merasa bersalah banget, tau!)
Sebagai permohonan maaf, aku up hari ini, niatnya sih mau hari sabtu.

Langkah Ayana semakin pelan, ketika ia merasakan kepalanya semakin berat. Ia menenteng kantong plastik putih berisi obat yang barusan ia beli di apotek.

Selain pusing, ia juga merasakan mual dan nyeri ulu hati. Pasti asam lambungnya naik lagi.

Dengan bersusah payah, ia terus berjalan agar segera sampai di unitnya, ingin rasanya segera merebahkan tubuh.

Setelah keluar dari lift, akhirnya pintu unitnya sudah terlihat, tapi ada sosok yang sedang berdiri di samping pintu Ayana.

Siapa?

Semakin dekat pintu, sosok itu semakin jelas terlihat.

Rei?

Rei menoleh ke arah Ayana yang berada tepat di belakangnya, ia kaget melihat pacarnya berada di luar jam segini, hanya mengenakan celana training dan jaket hoodie.

"Kamu dari mana jam segini?" tanya Rei dengan nada keras.

Ayana kaget mendengar pertanyaan Rei yang terdengar seperti membentak. Ia kembali mengingat mimpinya, apalagi saat itu Rei membawa koper berukuran dua puluh empat senti. Apakah ia juga membawa pacar barunya?

"Hei, kamu kok bengong?" Rei melambaikan tangan di depan wajah Ayana untuk menyadarkan kembali gadis itu.

"Kamu ngapain?" Ayana balik bertanya.

"Aku main lah, masa tiap minggu kamu harus tanya pertanyaan yang sama sih? 'Kan weekend emang waktu buat kita."

"Bawa koper sebesar itu? Kamu bawa orang ya?" tanya Ayana curiga.

"Orang? Ngga. Abis mendarat di Jakarta aku langsung kesini, aku gak sempet pulang ke unit buat ganti baju sama simpen barang. Kesininya aku pake travel, gak bawa mobil, jadi aku mau titip simpen juga."

Apa aku keterlaluan ya? Sampai curiga seperti itu sama Rei, padahal ia sudah capek-capek datang ke sini.

"Ya udah, masuk dulu deh!" suruh Ayana sambil memasukan kartu dan memencet kode akses unitnya.

"Tenang kok, Ay, aku udah reservasi hotel, cuma mau titip koper doang, biar gak ribet nanti kalau pulang."

Ayana tak begitu menghiraukan ucapan Rei. Ia membuka tutup kepala dari jaketnya, hoodie ini semakin membuatnya pusing.

"Mau minum apa?" tanya Ayana.

"Apa aja, Ay." Rei menyimpan kopernya dekat rak sepatu, ia pun duduk di sofa dan menyenderkan kepalanya, sejujurnya ia masih jetlag.

Rei kaget ketika mendengar sesuatu pecah dari arah mini pantry.

"Ay, kamu gak apa-apa?" tanya Rei sambil bergegas menuju mini pantry.

Terlihat gelas pecah berkeping di lantai, ia segera mencegah Ayana untuk memungut serpihan gelas tersebut.

"Loh, Ay, badan kamu panas banget!" Rei kaget ketika menyentuh lengan Ayana.

Rei menuntun Ayana menuju sofa dan mendudukannya.

"Kamu sakit?" tanya Rei sambil menempelkan punggung tangannya di dahi Ayana. "Panas banget."

"Aku gak enak badan dari pulang kerja tadi."

"Ada obat?"

Ayana mengangguk. "Tadi aku dari apotek, obatnya ada di atas meja."

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang