EMPAT PULUH TIGA-PENJELASAN

4.6K 253 45
                                    

Sambil nunggu waktu imsyak, happy reading.

Ayana merasa lega ketika ada kunjungan dari kantor pusat, dirinya harus mendampingi Fabian meeting dengan vendor barang-barang binatu di daerah Lembang. Mudah-mudahan meeting ini berjalan lambat dan mereka kembali pada saat jam operasional berakhir. Dirinya tidak ingin bertemu dengan Rei untuk saat ini.

Sialnya, meeting yang biasanya memakan waktu lama, kali ini sangan efisien, dalam waktu satu jam saja sudah mendapat kata sepakat. Berarti sebelum jam makan siang mereka sudah kembali ke kantor.

"Pak, apa tidak ada yang perlu dikerjakan lagi di luar kantor?" tanya Ayana begitu mereka sudah dalam perjalanan pulang.

"Tidak ada. Memangnya kenapa?" Fabian balik bertanya.

"Oh ... tidak apa-apa, Pak," jawab ayana dengan ragu.

"Kita harus segera kembali, karena Pak Reihan sudah menunggu kita."

Alis Ayana bertaut. Bukankah pertemuan dengan kantor pusat sudah diwakilkan oleh bagian marketing, HR, dan promotion?

Ia tidak mungkin bisa menghindar lagi.

***

"Bisa kita mulai sekarang, Pak?" tanya tim planing pusat ketika seluruh tim sudah berkumpul di ruang meeting berkapasitas besar.

"Tunggu, masih ada yang belum datang," kata Rei.

"Maaf, Pak, tapi dari kita yang ikut meeting memang segini." Bagian marketing Bandung menjelaskan.

"Area managernya mana?"

Suasana di ruangan mendadak tegang.

"Pak Fabian sedang ada meeting dengan Vendor, Pak," ucap salah satu karyawan yang memberanikan diri menjawab pertanyaan Rei.

"Masih di kantor ini kan?"

"Anu, itu Pak, meeting-nya di Lembang setahu kami."

Lembang? Meeting atau pacaran? Sekalian aja makan nasi merah sambal stroberi di Punclut, lanjur rekreasi ke Cikole. Ini gak bisa dibiarin.

"Saya mau meeting ini dimulai ketika ada area managenya, tidak peduli harus menunggu sampai malam pun."

Aura mengintimidasi menguar dari sosok Rei, suasana ruangan menjadi begitu kaku. Salah seorang karyawan memberanikan diri untuk mengirimkan pesan secara diam-diam kepada Fabian.

Setelah menunggu selama lebih dari dua jam, akhirnya Fabian datang, perasaan lega muncul dari karyawan cabang Bandung, tapi ekspresi kaget sangat jelas terlihat dari tim pusat ketika melihat Ayana yang sangat mirip dengan sekretaris sang bos.

"Maaf Pak Reihan, meeting dengan vendor barusan tidak dapat di re-schedule, saya kira dengan mengirimkan tim yang bersangkutan akan cukup untuk mewakilkan saya."

"Tidak masalah, Pak Fabian, hanya saja rasanya ada yang kurang ." Mata Rei tak henti-hentinya menatap Ayana yang sangat cantik mengenakan kemeja berwarna kuning gading dan rok span berwarna krem.

"Bisa kita mulai sekarang?" tanya Fabian.

Rei mengisyaratkan agar timnya untuk mulai mempresentasikan materi rapat.

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang