🕸1 | Terlambat

6.2K 341 14
                                    

Vote dan komen yaaa...

"Bang, adeknya dijagain yaa," pinta Mery pada Sadena yang sedang memasang sepatunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang, adeknya dijagain yaa," pinta Mery pada Sadena yang sedang memasang sepatunya.

"Hmm." Sadena hanya membalas sesingkat itu.

"Jangan dibiarin pergi sendirian."

"Iya."

"Istirahatnya juga harus bareng. Kasian, 'kan tuh adeknya belum bisa jalan normal."

"Iya, Bun. Dena ngerti," sahut Sadena sebelum kemudian cowok itu berdiri. Pagi ini ia dan Sadava berangkat bersama menggunakan motor Sadena. Berboncengan. Sebab adiknya itu baru saja mengalami kecelakaan motor tiga hari yang lalu yang mengakibatkan kaki kirinya patah ringan.

Selesai memasang sepatunya, Sadena menyalimi tangan Mery. Sedangkan ayahnya sudah berangkat lebih dulu ke kantor. Dan Sadava telah berdiri anteng di samping motornya.

Kemudian Sadena menaiki motor tersebut dan memasang helm. Menyalakan mesin lalu menyerahkan helm satu untuk Sadava. Adiknya itu menerima dengan senyum tipis. Sadena meresponnya datar saja.

Setelah memakai helm, giliran Sadava naik ke boncengan. Tampak kaki kirinya yang beralaskan sendal dan dibalut perban di bagian telapak. Meskipun menimbulkan rasa sakit saat menginjak tanah. Sadava tetap keukeuh pergi ke sekolah. Karena ia itu tipe cowok yang ceria, baginya sakit ini bukan apa-apa.

"Berangkat yaa, bundaku sayang. Dahh," ucap Sadava sembari menampilkan senyum lebar pada Mery.

"Dahh, hati-hati ya. Langsung pulang jangan kelayapan," Mery melambai sebelum kedua putra kembarnya itu melesat pergi mengeluari pagar.

Ia tersenyum. Senyum penuh rasa syukur karena Tuhan masih mengizinkannya melihat kedua putra kembarnya itu beranjak dewasa.

--Sadena--

"Wah, itu Sadena sama Sadava!"

"Anying, Sadava udah bisa jalan?"

"Mereka boncengan coy."

"Ih mereka ganteng banget sih?!"

"Sadena apalagi, beuh. Meskipun pakai helm. Makin hari makin ganteng!!"

Setidaknya, itulah ungkapan-ungkapan yang terlontar dari mulut para siswi ketika dua casanova sekolah, Sadena dan Sadava memasuki gerbang.

Sadena mendengus keras. Andai yang bersorak itu adalah cowok, sudah ia tebas semua kepala mereka.

Sementara Sadava yang berada di belakang melambaikan tangan, berbeda dari Sadena. Sadava lebih suka merespon sorakan-sorakan itu. Setidaknya dengan tersenyum atau mengedipkan sebelah mata, mengakibatkan cewek-cewek tadi makin meleleh melihatnya.

Tiba di parkiran, Sadena lebih dulu menyuruh Sadava turun lewat delikan mata. Sebelum kemudian ia memarkirkan motornya dengan rapi, berjejer bersama motor milik siswa lain.

SadenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang