🕸54 | Aku, Benci, dan Cinta

1.1K 105 26
                                    

Hai. Aku baru selesai PAS. Hehe. Terima kasih kembali buat kalian yang selalu menemaniku menulis cerita ini, memberi vote, berkomentar atau membaca secara diam-diam😉

Kalian luar biasa, walau kadang jejaknya rahasia.

Vote dan komen ya😎

Kadang yang diam dan tenang justru punya banyak kejutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kadang yang diam dan tenang justru punya banyak kejutan.

"Still call you mine"
-Sadena.
🌺🌺🌺

"Kenapa harus begini, Sha? Kenapa?! Kenapa lo pernah hadir di kehidupan gue?" Sadena meninju samsak di depannya dengan sekuat tenaga.

Ya bagaimana tidak? Amarah sedang mengusai raga dan pikiran cowok itu. Ia benci situasi ini. Dia benci saat bayangan masa lalu itu kembali mengganggunya.

Dan kenapa bisa-bisanya Selin pergi sebelum mendengar semua penjelasannya? Ck. Sadena sangat kesal. Rasanya ingin sekali menghancurkan sesuatu tapi akal sehatnya melarang hal itu.

Maka dirasa puas meninju samsak sampai keringat membasahi tubuhnya Sadena berhenti. Ia menarik napas dalam-dalam, memejamkan mata dan berusaha meredam emosi.

Gagal. Karena sepintas memori menyakitkan itu kembali melintas tanpa permisi.

Ketika di lorong rumah sakit Sadava menghampiri, lalu mengulurkan sesuatu padanya."Cuma Visa ini benda yang selamat, Na. Namanya Marsha dan fotonya persis muka dia. Mereka dalam perjalanan ke Amerika."

Deg.

Pernyataan yang dalam sekejap membuat Sadena membulatkan mata tak percaya. Jadi gadis itu ingin pergi?

"Kenapa lo nggak pernah ngomong ke gue, Sha?" batin Sadena mengepalkan tangan.

"Dan sekarang polisi sedang melakukan penyelidikan, Na," lanjut Sadava dan Sadena lantas membuang muka. Ekspresinya yang tadi terkejut kini terselip kekesalan.

"Terserahlah! Gue nggak peduli."

"Tunggu, Na." Sadava menahan langkahnya.

"Kata dokter Marsha juga keguguran, bayinya nggak selamat."

Sempat mata Sadena membulat namun hanya sesaat.

"Iya dia hamil, Na. Gue nggak nyangka sih usia semuda itu udah--"

"Gue bilang gue nggak peduli, kan? Lo urus aja itu cewek sendiri! Nggak ada hubungannya sama gue," ketus Sadena.

SadenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang