🕸25 | Dekap Hati

1.7K 126 12
                                    

Up lagiii. Vote dan komen yaaa 👌 Semoga sukaa..

"Sepi ya rumah kita?" ucap Aldevab yang melangkah menuruni tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sepi ya rumah kita?" ucap Aldevab yang melangkah menuruni tangga. Ia baru saja selesai mandi, handuk putih kecil melingkari lehernya.

Mery yang asik nyemil sambil duduk di sofa itu menoleh. Tersenyum sekilas. Di depannya, TV besar menyala menampilkan drama Korea. "Iya. Kira-kira mereka udah sampai belum ya?"

"Mungkin." Aldevan menjawab usai duduk di samping istrinya. Mengulurkan handuk kecil tadi. Lalu berkedip manja. "Keringin rambut aku dongg."

Mery terkekeh sesaat namun tetap menurut, sebelum menerima handuk itu. Ia bersihkan dulu tangannya menggunakan tisu. "Manja banget sih kamu."

"Kesempatan, mumpung si kembar nggak ada. Hehe." Aldevan nyengir.

Mery mendengus geli. Tangannya mulai bergerak di puncak kepala Aldevan. "Aku kangen banget sama mereka. Kamu?"

"Ya kangenlah. Aku kan bapaknya," jawab Aldevan. Ia mengusapi pipi Mery. "Nambah yang cewek yuk, Ry!"

Pipi Mery merona. "Nanti, aku mau fokus dulu sama mereka." Selesai mengeringkan rambut suaminya, Mery menarik kecil hidung mancung Aldevab. "Tunggu ya, by."

"Nantinya itu kapan ya sayang?"

"Eumm. Hehe. Maaf ya, Al. Aku memang nggak bisa. Aku takut nanti aku malah gagal bagi kasih sayang aku sama mereka. Aku pengen jadi ibu yang baik dulu. Aku nggak mau masa lalu aku terulang sama mereka. Minim kasih sayang orang tua.

Aldevab mengacak gemas rambut Mery, puluhan tahun hidup bersama. Wajah wanita itu selalu membuatnya damai. "Kamu itu udah jadi ibu yang baik, lho, Ry. Banget malahan. Beda kayak aku, ngomong aja jarang sama mereka."

"Terutama Sadena," sambung Mery. "Kamu paling jarang komunikasi sama dia."

"Aku udah berusaha." Tatapan Aldevan berubah kecewa. "Tapi Sadena sendiri yang seperti menghindari aku. Sampai aku bingung sendiri aku punya salah apa."

--Sadena--


Setelah menempuh waktu beberapa jam, akhirnya bis mereka tiba di bumi perkemahan Ranca Upas. Selesai menurunkan semua barang-barang dari bagasi, mereka berjalan menuju gazebo-gazebo yang di sediakan.

Sadena menjatuhkan tasnya di gazebo tersebut. Lalu menghirup udara dalam-dalam. Tempat yang akan mereka jadikan pendirian kemah memang memanjakan mata. Asri, di sekelilingnya banyak pepohonan, dengan objek gunung sebagai latar belakang. Juga, keberadaan danau kecil di depan sana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SadenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang