Nah kan aku update! 😃
Huhu. Maaf lama ya😁✌ Vote dan komen juga.
Semoga suka❤
Hari demi hari berlalu. Hubungan Sadena dan Selin semakin erat. Mereka berangkat, pergi ke kantin dan pulang sekolah selalu bersama.
Lain halnya untuk Marsha. Selama seminggu ini. Pria bernama Zoe yang pertama kali ia temui di kafe kian hari semakin gencar menganggu dirinya.
"Dari kemarin mukanya murung terus. Kebanyakan beban hidup apa gimana sih beb? Senyum dongg," ujar Dava menarik kedua sudut bibir Marsha. Jujur saja ekspresi pacarnya itu membuatnya prihatin. "Nah, gini kan makin tambah cantik."
Marsha terpaksa tersenyum lebar. "Dava, aku mau ngomong serius sama kamu."
"Hah? Serius? Kita masih sekolah, Sha. Nanti ya kalo udah lulus langsung aku seriusin," imbuhnya berkedip jahil. Mengusap turun rambut Marsha, cewek itu menabok lengannya.
"Ish Dava bukan itu. Kebiasaan banget sih becanda mulu!" omel Marsha.
"Hahaha. Iya maaf," Sadava tergelak dan mengajak gadis itu duduk di kursi tepi lapangan. Mereka baru selesai olahraga. Keringat membasahi leher dan pelipis Sadava. "Duduk sini, biar enak ngomongnya."
Menurut, Marsha mendaratkan pantatnya di samping Sadava. Sebelum itu ia mengulurkan selembar tisu, cowok itu langsung paham dan sambil menyeka keringat Sadava berkata, "Ayo mau ngomong apa beb?"
"Ganti dulu pertanyaannya. Aku nggak suka dipanggil beb. Geli tau!"
"Oke-oke. Ayo mau ngomong apa, Sha?"
Marsha tersenyum kecil, Sadava ini ternyata mau-mau saja menuruti ucapannya. Maklum, Sadava bucin tingkat dewa.
"Selama seminggu ini aku sering diganggu sama pria yang nggak aku kenal," mulai Marsha. Sadava meremas tisu di tangannya.
"Waduh, kok baru ngomong sekarang, Sha? Siapa sih orangnya? Berani bener gangguin kamu. Sini babang Dava hajar."
"Dava," Marsha terkekeh dan menahan pergerakan Sadava menggulung lengan seragamnya. "Selesain dulu penjelasan aku."
Sadava mengangguk patuh. Ia memasang pendengaran baik-baik.
"Kami pertama kali ketemu di kafe tempat aku bekerja. Waktu itu aku datengin meja dia buat nyatat pesanannya. Tapi dia malah nyebut nama aku terus dia narik tangan aku dan bilang aku sama dia pernah temenan."
"Mungkin bener temen kali. Kamu kan amnesia," tebak Sadava yang lantas mendapat cubitan di paha.
"Dengerin dulu Dava!"
"Awh. Iya, Sha, iya," ringis cowok itu karena cubitan Marsha lumayan pedas.
"Sejak kejadian di kafe itu kami jadi sering ketemu sama berpapasan gitu. Entah kebetulan atau apa, aku merasa dia sengaja mengikuti dan membuntuti aku sampai ke rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadena
Teen Fiction[WARNING! CERITA MENYEBABKAN HALU BERAT, BAPER SAMPAI URAT, DAN MENGUMPAT] "Jangan kasih tau siapa pun kalau gue petinju. Oke?" Sadena Rasya Arcandra, cowok paling galak, dingin dan penuh teka-teki yang pernah Selin temui. Perkataannya nyelekit dan...