🕸9 | Zoe

2.2K 171 1
                                    

Vote dan Komen yaaa. Semoga sukaaa.

Mulmed *Sadena*

Selin tertidur pulas di sofa ketika Sadena datang dan telah mengganti pakaiannya dengan kaos hitam dan celana jeans

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selin tertidur pulas di sofa ketika Sadena datang dan telah mengganti pakaiannya dengan kaos hitam dan celana jeans. Selin tampak tak terganggu sekali dengan kehadiran Sadena. Bahkan cewek itu mengorok.

Hujan deras yang mengguyur kota Bandung membuat Sadena harus menunda pulang. Ia sempat berniat membangunkan Selin, namun urung karena Sadena tak ingin membuat cewek itu sakit. Toh, ia lupa membawa jas hujan.

Intinya, jika Sadena memaksa, sama saja ia membahayakan dua nyawa.

Kini, Sadena duduk di kursi kayu samping sofa yang dibaringi Selin.

Gawainya di saku celana bergetar, Sadena mengambil benda pipih itu. Panggilan masuk dari Mery.

"Denaa. Kamu dimana sayang? Dava udah pulang tapi kamu kenapa belum? Bunda khawatir bangettt"

"Dena neduh. Nunggu hujannya reda."

"Mau bunda suruh papa jemput pakai mobil?"

"Nggak usah. Dena bisa pulang sendiri. Dahh."

"Tapi--"

Dan Sadena memutuskan panggilannya. Ia menghindari obrolan karena tak mau Mery bertanya lebih dalam, hingga membuatnya membohongi bundanya itu untuk ke sekian kali. Maafin Dena, Bun. Dena terpaksa.

Kemudian terdengar suara lenguhan dari samping. Selin rupanya terbangun karena suaranya tadi. Cewek itu menggeliat lalu menguap lebar.

"Dena?" Selin lekas merubah posisi menjadi duduk saat mendapati Sadena menatapnya. Selin mengucek matanya. "Tandingnya udah lama selesai ya?"

"Lumayan."

"Maaf yaa, gue ketiduran," kata Selin. Ia berdiri dan memasang sling bag pink miliknya. Lalu menggandeng tangan Sadena. "Ayo pulang."

"Nggak liat lagi hujan?"

Spontan langkah Selin terhenti, ia melirik ke arah pintu yang terbuka. Benar saja, rintik air yang jatuh lumayan besar. Selin pun melepas genggaman dari lengan Sadena kemudian mendaratkan pantatnya ke sofa sambil cemberut.

"Kalau mama marah gimana?" gumam Selin. Lalu ia memanggil Sadena. "Dena."

"Hmm."

"Boleh pinjem hape?" tanya Selin. Mendapat kernyitan heran dari Sadena seolah bertanya 'Buat apa?' "Enggak macem-macem kok. Cuma mau ngasih kabar ke mama. Baterai ponsel gue habis. Boleh yaa?"

Terdiam sesaat, akhirnya Sadena mengangguki, ia memberikan gawainya pada Selin. Cewek itu langsung menerima dan mengirim pesan pada Raya. Untung gue inget nomor mama.

Dua menit kemudian.

"Nih," Selin selesai dan ia mengulurkan gawai tersebut ke pemiliknya. "Makasih yaa."

SadenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang