🕸55 | Origami

999 94 27
                                    

Hai. Sebelum baca bantu aku share cerita ini yuk! Hehe.

Jangan lupa vomenttt ya. Sayang kalian selalu😘

"Pergi! Aku benci sama kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pergi! Aku benci sama kamu. Aku nggak sayang Dena lagi! Kamu perusak!" ujar Selin dengan air mata yang bercucuran.

Lantas Sadena pelan-pelan melangkah mundur dan menatap kecewa cewek itu. Perusak? Sudah sehina itukah dirinya di mata Selin sampai cewek itu berani mengatainya seperti barusan.

Air muka Sadena berubah keruh bercampur sedih, sakitnya ucapan Selin menusuk sampai ke relung hati. Dan percayalah sejak ia kecil, Sadena tidak mau menyakiti perempuan mana pun. Tapi keadaanlah yang merubah semuanya. Memaksanya untuk membenci Marsha.

"Seharusnya aku nggak perlu kenal sama kamu," lanjut Selin terisak. "Aku menyesal pernah mengagumi kamu, orang yang aku anggap baik ternyata sejahat itu. Andai aku nggak mengenal kamu, aku nggak bakal merasakan sakit ini sekarang. Lepasin aku Dena. Jangan rusak hidup aku hiks."

"Sel--"

"Aku benci kamu Dena."

Sadena terdiam namun detik selanjutnya kembali maju menghadap Selin. "Udah ngomongnya?"

Selin tak merespon apa pun. Cewek itu sesegukan sambil menundukkan kepala. Tangannya berulang mengusap air mata.

"Gue nggak pernah berniat menyakiti cewek mana pun, Sel. Apa yang lo dengar kemarin itu belum semuanya."

"Bohong," tukas Selin di sela tangis. "Kamu nggak usah ngelak lagi. Kamu tetap penjahat!"

"Shit! Bisa nggak sih diam sebelum berhenti gue ngomong?!" Dan Sadena tiba-tiba melepas emosinya membuat Selin tergelak, lalu terisak bercampur takut.

"Lo tau kenapa gue bawa lo ke sini?"

Selin menggeleng pelan.

"Karena ini salah satu cara supaya kita bisa bicara empat mata, Sel. Gue ingin memperjelas semuanya karena kebenaran yang asli nggak seperti apa yang lo pikirkan," Sekarang tangan Sadena bertumpu di kedua sisi meja. Mengunci pergerakan Selin. Sadena berkata, "Kalo dari dulu gue pengen rusakin lo, jauh-jauh hari udah gue lakukan."

"Tapi kenapa kamu benci Marsha? Kenapa hiks?"

Sadena menghela napas dan menunduk dalam. "Karena bukan gue ayah bayi itu! Lo harus percaya. Marsha selingkuh sama cowok lain. Dan lo tau siapa cowoknya?"

Sekian kalinya Selin menggeleng, kali ini bersama kernyitan dalam di kening. Tak bisa dipungkiri ia pun menjadi penasaran. Tangisnya pelan-pelan mereda.

SadenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang