🕸5 | Stalking

2.7K 159 1
                                    

Vote dan komen semoga suka...😁

"Dava pulanggg, Bunn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dava pulanggg, Bunn."

Teriakan Sadava menggema di ruang tengah. Kebiasaan cowok itu setiap pulang sekolah.

Seorang wanita cantik yang mendengar itu terlihat berlari kecil mengeluari dapur. Mery, dengan celemek yang agak kotor bergegas menghampiri kedua putra kembarnya. Ia menyodorkan sebelah tangan untuk mereka salimi.

Mery memang seperti itu, ia selalu antusias dan berusaha tidak pernah sehari pun melewatkan momen saat kedua putra kembarnya pulang sekolah. Menyambut mereka penuh sukacita.

Selesai menyalami tangan ibunya, Sadava dan Sadena mengecup sebelah pipi Mery. Lalu giliran wanita itu mencium dahi mereka penuh kasih sayang.

"Kalian bau keringat ih," kata Mery sambil mengerucutkan hidung. Sadava nyengir lebar sedangkan Sadena hanya bergumam.

"Mandi dulu yaa. Terus makan. Bunda udah bikin sup kesukaan kalian."

"Sup ayam?" beo Sadava.

Mery mengangguk. Ia mencubit gemas pipi Sadava. "Iya donggg. Masa sup kucing."

Sadava tertawa garing. "Hahaha. Bunda lucu deh."

Mery mendengus geli. Ia beralih menatap Sadena. Lagi, anak itu selalu saja pelit ekspresi. Pokoknya mirip banget sama bapaknya.

Tangan Mery tergerak mengusap pelan rambut Sadena, karena hanya itu satu-satunya cara agar Sadena bisa tersenyum kepadanya.

"Sadena capek?" tanya Mery. Sadena mengangguk pelan dan tersenyum tipis.

"Yaudah mandi dulu yaa. Baju kotornya taruh aja di keranjang. Nanti bunda cuci."

"Iya, Bun."

Kemudian Sadena melangkah lebar menaiki tangga. Disusul Mery yang ingin kembali ke dapur. Namun Sadava yang sedang mengeluarkan sesuatu dari tas itu kembali memanggilnya.

"Eh, tunggu, Bun."

Dan saat itu, bukan Mery saja yang menoleh. Tapi Sadena yang menaiki tangga ikut menghentikan langkah.

"Iya, ada apa?" Mery mendekat.

Sadava menyodorkan kedua bekal berisi kue pemberian Selin tadi. "Tadi dikasih kue sama Selin, Bun. Anaknya tante Raya. Bunda kenal, 'kan?"

"Ya kenal dong. Sahabatnya bunda tuh si Raya. Emang kue apa yang mereka bikin?"

"Bolu coklat spesial," jawab Sadava. Ia tahu itu karena waktu perjalanan pulang ia sempat mencicipi makanan manis tersebut.

"Wah, kebetulan bunda suka coklat. Simpan di kulkas gih."

"Bunda mau sekarang?"

Mery menggeleng. "Nanti aja. Bunda lagi masak tuh, ntar tangan bunda kotor."

SadenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang