🕸16 | Cemburu?

2.4K 158 10
                                    

Vote dan komen yaaa. Semoga sukaaa..

Belajar bareng yang direncanakan akhirnya berlangsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belajar bareng yang direncanakan akhirnya berlangsung. Semua sibuk berkutat pada buku masing-masing. Sadena mengajari Ankaa materi kimia yang sulit cowok itu mengerti.

Lain halnya pada Selin, cewek itu malah bersandar di kaki sofa sembari menscroll gawai miliknya. Buku-buku di depannya terbuka semua tapi tidak tersentuh sama sekali.

"Ih lucu bangettt," gumam Selin. Ketika layarnya menampilkan foto sebuah kucing lucu yang tengah mendongak.

Ya, Selin memang menyukai kucing, apalagi yang lucu dan imut seperti di foto tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, Selin memang menyukai kucing, apalagi yang lucu dan imut seperti di foto tersebut. Ia bahkan pernah memelihara seekor kucing yang ia beri nama Petty. Namun, hanya berselang tiga bulan. Petty mati karena Selin jarang memberi makan. Alhasil, Petty mati kelaparan. Dan Selin pun malas memelihara kucing lagi.

Selin tertawa mengingat kecerobohannya tersebut.

"Sibuk banget, ngapain, Sel?" Ankaa yang sedari tadi mendengarkan penjelasan Sadena terusik. Ia menatap Selin sebab tak bisa menahan kekepoannya. Sementara Sadena berdecak saat Ankaa mengabaikan penjelasannya.

Selin tersenyum. "Liat foto kucing di feed Instagram, Ann," jawabnya, lalu Selin menunjukkan foto itu pada Ankaa. "Lo liat juga deh, lucu bangett, 'kan? Jadi pengen minta beliin sama mama yang kayak gini."

"Wah, iya imutt," Ankaa mengangguk. Sangat setuju dengan ucapan Selin. Cowok itu cengar-cengir. "Kayak gue. Ehehe."

Selin terkekeh namun ia mencubit gemas pipi Ankaa. Ia memang suka melakukan itu karena pipi Ankaa sedikit tembem dan rasanya greget kalau diunyel-unyel. Ankaa pun tak masalah jika Selin sering melakukan itu. Ia paham Selin anak yang mudah gemas terhadap sesuatu.

"Awh, udah Sel, sakit pipi gue," rengek Ankaa. Pipinya mulai terasa sakit karena Selin mencubitnya terlalu kuat.

"Hihi, iya maaf yaa," Selin melepas cubitannya. Ankaa tersenyum. Selin mengambil gawainya lagi dan menunjukkan kembali foto kucing yang berbeda. "Ankaa coba liat lagi deh. Siapa tau ada yang lo suka. Nanti kita belinya bareng-bareng."

SadenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang