🕸10 | Jutek

2.3K 141 1
                                    

Vote dan komen yaaa...

"Itu hape siapa, Sel?" tanya Vega, teman perempuan Selin yang duduk di belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu hape siapa, Sel?" tanya Vega, teman perempuan Selin yang duduk di belakang. Saat ia tak sengaja mendapati gadis itu mengeluarkan benda pipih dari saku seragam.

Selin menoleh dan tersenyum manis. "Punya Sadena."

"Ohh," Vega hanya ber-ohh biasa. Namun, beberapa detik kemudian reaksinya berubah heboh. Gadis itu menempelkan kedua tangan ke pipi lalu melebarkan mata. "WHAT?! HAPE DENA?! ASTATANG!! KENAPA ADA DI ELO?! ANJIR!"

"Memangnya nggak boleh?" Selin bertanya sambil memutar badannya 180° ke belakang. Menghadap Vega. Gadis itu memiringkan kepala, heran.

Di tempat duduknya, Vega menghentakan kaki kesal. "Bukan nggak boleh ya Adul. Tapi itu adalah keberuntungan yang WOW!"

"Lebay deh," Selin terkekeh dan kembali menyempurnakan posisi duduknya seperti semula. "Cuma hape doang kok."

Vega yang melihat itu berdecak sebal, ia memutar paksa kursi yang Selin duduki, membuat gadis itu terkekeh lagi dan akhirnya memilih mengalah lalu menghadap Vega.

"Ya Allah Selin. Dengerin gue nih yaa," ucap gadis itu sambil memajukan wajah, melirik sekeliling dengan was-was. Kemudian berbisik. "Sadena itu populer banget di sekolah ini. Banyak banget cewek yang berusaha deketin dan ngerebut hati dia. Sayang, tuh cowok sikapnya dingin plus galak banget. Dan lo? Semudah itu dapetin terus pegang-pegang hape dia?"

"Lo mau pegang juga? Nih." Selin mengulurkan gawai berlogo apel yang digigit itu.

Vega malah mencak-mencak. "Ish Selin. Bukan itu yang gue maksud. Saat semua orang susah payah buat deketin Dena. Lo malah sebaliknya."

"Hmm, gue rasa lo udah salah paham," tukas Selin. "Gue cuma temenan sama dia. Lagi pula ortu gue sama ortu dia sahabatan sejak SMA. Jadi, Ankaa, gue, sama Dena itu udah deket dari kecil. Gue nggak terlalu sih. Hehe. Mama bilang gue sama Dena terakhir ketemunya waktu bayi. Setelah itu gue pindah ke Jakarta."

"Serius nih lo?" Vega memicing tak percaya.

"Iya serius."

Mendengarnya, Vega mengelus dada lega. "Syukur deh."

"Lo suka sama dia ya?" tebak Selin. Menatap Vega sembari memicing jahil.

Vega menggeleng pelan lalu terkikik kecil. "Dibilang suka mah nggak. Cuma kagum. Emang siapa sih yang nggak kesemsem liat Sadena yang gantengnya selangit itu? Guru-guru juga mengakui kali."

"Sadava juga nggak kalah ganteng."

"Nah kalo itu sayang. Dava udah punya pacar namanya Marsha," sahut Vega dengan raut kecewa. "Makanya gue kehabisan stok cogan."

"Cogan mulu pikiran lo."

"Yee. Cogan is everything tauu. Tanpa cogan, sekolah ini tidak berwarna."

SadenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang