Vote dan komen yaaa.... semoga sukaa..
Ucapan Sadena barusan benar-benar membuat Selin mati gaya. Bahkan masih kepikiran sampai sekarang. Dimana sekarang seharusnya ia mengistirahatkan diri usai melakukan kegiatan yang cukup menguras tenaga. Tapi cewek itu malah duduk menekuk lutut sambil memandang langit malam di luar tenda."Boleh gabung?" Seseorang dengan suaranya yang pelan bertanya. Selin menoleh, ditemukannya Marsha berdiri di belakangnya.
"Boleh."
Tanpa babibu lagi, Marsha langsung mendaratkan pantatnya di samping Selin.
"Kenapa belum tidur?" tanya Marsha.
Selin tersenyum sekilas. "Belum ngantuk. Hehe. Lo sendiri?"
"Sama. Jam segini biasanya gue masih liat langit dari jendela kamar," jawab Marsha. Ia tersenyum, tidak kalah manis dari senyumnya Selin.
"Ternyata lo suka liat langit juga ya? Apalagi kalau malem, banyak bintangnya. Gue suka."
"Bukan seberapa banyak," ralat Marsha. "Tapi seberapa cerah. Dari sekian banyaknya bintang yang ada. Gue sering nyari yang mana yang paling terang."
"Emang kalau nemu lo bakal apain bintangnya?"
"Gue bakal anggap itu kedua orang tua gue yang sedang memperhatikan gue dari jauh."
"Maksudnya?" Selin kurang mengerti maksud ucapan Marsha. Ragu, ia berusaha bertanya. "Orang tua lo udah meninggal?"
Anggukan cepat dari Marsha. Membuat Selin lekas membekap mulutnya. Ia merasa bersalah mengungkit tentang itu secara tiba-tiba.
"Astaga. Maaf yaa."
"Nggak papa," jawab Marsha. Tersenyum. Namun terlihat paksa di mata Selin. "Gue udah bisa nerima keadaan kalau gue yatim piatu sekarang."
"Yang sabar yaa," Selin mengelus pundak Marsha. Lalu nyengir lebar. "Ganti topik deh ya. Hehe. Gue nggak pengen lo jadi sedih."
"Yaudah," Marsha pasrah. "Lo mau kita bahas apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadena
Teen Fiction[WARNING! CERITA MENYEBABKAN HALU BERAT, BAPER SAMPAI URAT, DAN MENGUMPAT] "Jangan kasih tau siapa pun kalau gue petinju. Oke?" Sadena Rasya Arcandra, cowok paling galak, dingin dan penuh teka-teki yang pernah Selin temui. Perkataannya nyelekit dan...