🕸18 | Jawaban

1.9K 127 20
                                    

Komen di setiap paragraf dong. Huhu

"Lo harus bersikap baik ke semua cewek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo harus bersikap baik ke semua cewek. Gimana?"

Skakmat. Permintaan Selin barusan benar-benar membuat Sadena melongo. Rasanya ia ingin menjitak kepala Selin habis-habisan.

Ankaa yang masih anteng menguping memajukan sedikit kepalanya agar bisa mendengar apa yang kedua sahabatnya bicarakan.

"Lo masih waras nggak sih?" tanya Sadena, kemudian mengacak rambutnya, frustasi. "Gue nggak bisa."

Selin memiringkan kepalanya, heran. "Maksud lo permintaan gue nggak masuk akal?" Lalu berdecak beberapa kali. "Nggak bisanya itu dimana Dena? Lo cuma perlu bersikap sedikit lembut ke mereka. Ngomongnya jangan galak dan nggak usah ngegas. Terus sebelum ngomong itu difilter dulu supaya nggak nyakitin hati orang. Mudah, kan? Kan kan? Mau ya? Ya ya?" Kali ini Selin memasang wajah yang sangat melas. Kedua matanya seolah memancarkan sinar berwarna putih.

Sadena yang melihat itu bergidik jijik. Bukannya Selin tampak manis atau imut di matanya. Tapi malah terlihat lebay dan membuat perutnya terasa mual-mual. Sadena ingin muntah.

Akan tetapi jika ia menolak, kembali lagi pada persoalan pertama, Sadena tidak mau Selin membuka mulut pada siapa pun, kalau dia adalah seorang petinju.

"Setuju," jawab Sadena, usai berpikir matang, dan menurutnya itu sudah benar. Tapi, nah ini, ada tapinya. "Asalkan lo yang tanggung jawab kalo ada cewek yang baper sama gue. Deal?"

Selin kurang mengerti maksud cowok itu. "Maksudnya?"

"Iyain aja napa," Sadena menyentil kening Selin. Dan kali ini lebih keras. "Dasar otak lemot! Bahkan buat ngertiin pernyataan sederhana gue aja. Lo nggak bisa?"

"Ish, dikatain mulu." Selin memberenggut kesal. Ia menabok lengan Sadena. "Yaudah iya, sekarang gue ngerti kok," Gue bakal larang siapa pun yang baper sama lo. Gitu kan? Yoi, mudah ye, hehe, lanjutnya dalam hati. Sengaja karena jika ia salah mengerti Sadena pasti akan mencibirnya lagi. "Jadi mulai hari ini permintaan gue berlaku, begitupun sanksi yang lo berikan ke gue. Oke?"

"Hmm," jawab Sadena dengan malas membuat Selin mengerucutkan bibirnya.

"Yang bener dong nyahutnya."

"Iye," Sadena menjawab lebih bersemangat namun mukanya tetap nggak ikhlas, sambil memantulkan bola basket ke tanah. "Rempong amat lo!"

"Ada ape ni? Ada ape ni?" Ankaa mendadak datang dan menyela pembicaraan mereka dengan suara yang dimiripkan tokoh serial kartun malaysia. Ankaa menatap kedua sahabatnya itu bergantian. Selin nampak senyum-senyum saja.

"Nggak papa kok, Ankaa."

Sementara wajah Sadena tetap jutek, sejutek-juteknya.

"Bukan urusan lo, nyai," jawab cowok itu. Dalam hati Sadena membatin, untung percakapan gue sama Selin udah selesai.

SadenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang