Up lagi ceilah😁 Jangan lupa tekan tanda bintang para pembaca setia🌟. Komen juga yaaa.
Siapkan hati kalian juga dan menjeritlah sepuasnya😋
Aku sayang kalian❤💕💝
Setiap orang mempunyai cara tersendiri saat mengistimewakan sesuatu yang mereka sayangi.
🌺🌺🌺Jangan berpikir Sadena akan meninggalkan akal sehatnya untuk kurun waktu yang lama. Cowok itu melepaskan pagutan mereka sekitar tiga menit setelahnya.
Napas Selin masih terengah-engah. Bahkan, ia tidak ingat kapan Sadena mendudukannya di meja persegi dekat jendela yang terdapat jejeran cat acrylic. Semuanya terjadi sangat cepat. Selin bingung bagaimana harus mencerna kejadian tadi di otaknya.
"Eumm..." Selin menggigit bibir bawahnya sambil menunduk. Di depannya, Sadena berdiri dengan kedua tangan bertumpu pada pinggiran meja. Cowok itu memandangnya. Selin tidak tahu bagaimana ekspresi Sadena sekarang karena ia masih malu sekedar menatap cowok itu sebentar saja.
"Dena. Tadi kita itu--"
"Lupain aja."
"Hah?!" Selin mendongak kaget.
"Maaf." Ibu jari Sadena mengelus pipi Selin lalu menjalar ke bibir cewek itu. Dia tersenyum samar. "Gue nyuri ini. Lo marah?"
"Enghh... aku nggak tau."
"Kok nggak tau?"
"Karena rasanya tadi aneh. Aku jadi deg-degan. Hehe. Terus keringetan. Gini ya kalau habis dicium? Panas dingin," jawab Selin membuat Sadena mengusap wajahnya frustasi. Dia heran Selin ini terlalu polos atau bagaimana sih?
"Yaudah. Intinya, lo marah nggak?"
"Enggak. Soalnya aku sering sih dicium sama mama papa tapi di pipi doang." Senyum kecil Selin terbit.
"Jadi gue yang pertama kali ngerasain ini?" tanya Sadena mengusap bibir bawah Selin dan cewek itu mengangguk.
"Kalo gitu ini rahasia kita. Jangan kasih tau siapa-siapa oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadena
Teen Fiction[WARNING! CERITA MENYEBABKAN HALU BERAT, BAPER SAMPAI URAT, DAN MENGUMPAT] "Jangan kasih tau siapa pun kalau gue petinju. Oke?" Sadena Rasya Arcandra, cowok paling galak, dingin dan penuh teka-teki yang pernah Selin temui. Perkataannya nyelekit dan...