💫chapter 1💫

2.3K 103 4
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Putri merasa, hari ini adalah hari paling terburuk dalam hidupnya. Baru masuk saja sudah ada masalah untuknya. Sepanjang jalan ia terus merutuki cowok tersebut. Sungguh ia merasa malu karena kecerobohannya sendiri.

"Apa yah maksud ucapannnya itu?" Pikirnya.

"Semoga lu bertahan disekolah ini".

Dia terdiam sesaat memikirkan ucapan cowok tersebut. Lalu menggeleng cepat membuang pikiran buruknya itu.

Putri menghela nafasnya kasar, menatap pintu yang bertulisan 'handmaster office'. Hampir setengah jam-an dirinya berkeliling, hanya untuk mencari ruangan tersebut. Begitu luasnya sekolah ini, hampir membuatnya ke sasar.

Tok

Tok

Tok


"Masuk"sahut seseorang dari dalam.

"Permisi pak" ucap putri melangkah masuk.

Seorang pria yang terlihat berusia 50 tahun sedang duduk dikursi kebesarannya. Terdapat sebuah papan nama yang bertuliskan Edwin yasa permana M.Pd. yang menjadi tanda pengenalnya.

"Silahkan duduk" ucapnya.

Putri mengangguk lalu mendudukkan tubuhnya pada sebuah kursi. Matanya beralih kembali menatap pria yang berada dihadapannya saat ini.

"Kamu pasti putri, murid baru yang mendapatkan beasiswa itu, bukan?" Tunjuk kepala sekolah.

"Iyah, pak" angguk putri tersenyum.

"Nama kamu asyila putri catheline?" Tanya kepala sekolah. Sekali lagi ia hanya menjawab dengan anggukan.

"Selamat, kamu bisa masuk sekolah ini" ucap kepala sekolah.

"Terima kasih pak".

"Kamu termasuk murid yang beruntung bisa masuk sekolahan favorit ini. Padahal masih banyak murid yang lebih baik dari kamu untuk masuk ke sini" tuturnya.

Putri terdiam mencerna ucapan kepala sekolah tersebut.

"Baik, tunggu sebentar. Saya akan panggilkan seseorang untuk mengantarkan ke kelas barumu" Ujar pak kepala sekolah kepada putri.

"Bu siska, bisa ke kantor saya sekarang juga?" ucap kepala sekolah pada sebuah telpon miliknya.

"Oke, saya tunggu" ucapnya lalu memutuskan telpon tersebut.

Tak lama suara ketukan pintu mengalihkan mereka berdua. Nampak seorang wanita berusia 30- an dengan pakaian ciri khas guru, tidak lupa hijab sebagai penutup mahkotanya, membuatnya tampak lebih cantik.

"Ada yang bisa saya bantu, pak?" Kata bu siska.

"Tolong ibu antarkan putri ke kelas 12 IPA 1" perintah kepala sekolah.

"Baik pak, kebetulan saya wali kelasnya. Dan sudah waktunya juga saya mengajar disana" ujar bu siska.

"Putri, bu siska ini guru matematika sekaligus wali kelas kamu sekarang. Kamu bisa ikuti beliau. Semoga hari- harimu menyenangkan disekolah ini".

"Baik pak. Terima kasih banyak" jawab putri.

"Mari putri, ibu akan tunjukkan kelasmu" sahut Bu Siska yang hanya dibalas senyum oleh putri.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang