💫chapter 22💫

1.2K 63 8
                                    

Budidayakan vote and koment
👇👇👇
👌😉
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

👑👑👑👑

Pangeran menatap warung dipinggir jalan yang tak jauh dari dirinya dan putri.

"Lu yakin mau makan disana?" Tanya pangeran pada gadis disebelahnya tersebut.

Putri membalas dengan anggukan cepat. "Ayo!" Ucapnya sambil menarik lengan cowok tersebut.

"Pak, pesen nasi gorengnya dua yah?!" Ujar putri kepada penjual warung makan tersebut.

"Eh,,, nak putri, mau makan disini atau dibungkus?" Tanyanya.

Putri melirik pangeran sesaat. "Makan disini aja pak".

"Baik, ditunggu sebentar yah".

Putri hanya membalas dengan anggukan kecil. Lalu pandangannya beralih kembali pada cowok disampingnya tersebut yang terlihat diam dari tadi.

Pangeran terus menatap sekeliling yang terlihat tidak begitu ramai. Dia tak mengerti mengapa putri membawanya makan ditempat yang tidak higienis seperti ini. Padahal bisa saja ia mencari tempat makan lain yang lebih bersih dari tempat ini.

"Ngga usah diliatin gitu juga kali" sahut putri, namun pangeran tetap diam tak merespon. "Aku tau tempat ini kurang pantes buat orang seperti kamu, tapi kamu belum pernah kan  makan ditempat seperti ini? Makanya aku ngajak kamu makan ke sini. Aku yakin kamu pasti suka sama makanannya" bisik putri.

Pangeran memilih meninggalkan warung makan tersebut, namun dengan cepat putri menghadang jalan cowok tersebut.

"Mau kemana?" Tanya putri.

"Kita cari tempat makan lain" ucapnya lalu kembali melangkahkan kakinya yang terhenti.

"Tunggu. Ngga bisa gitu dong, main pergi aja. Kamu ngga liat aku udah pesen tadi" balas putri.

"Itu salah lu, bukan salah gua. Lagian tempat kaya gitu ngga baik buat kesehatan lu. Lu lupa kalo lu baru sembuh?!".

Bukannya takut, putri malah menatap mata cowok tersebut heran. "Sejak kapan kamu peduli sama aku?".

Pangeran terdiam sesaat. "Gua ngga mungkin bawa anak orang ke tempat sembarangan".

"Jadi maksud kamu warung makan itu tempat sembarangan?".

"Iyah!".

"Tapi itu cuma tempat makan pangeran" titah putri. "Lagian aku kesini bukan cuma sekali atau dua kali, buktinya aku ngga kenapa-napakan? Bahkan penjualnya aja kenal sama aku".

"Gua ngga peduli".

"Tap-".

"Nak putri, nasi gorengnya sudah jadi" sahut penjual warung makan tersebut membuat pandangan kedua pasangan itu teralihkan.

"I-iiyah pak, taruh saja dimeja" ucap putri lalu menatap pangeran yang mengalihkan pandangannya.

"Ini pacarnya nak putri yah?" Tanya penjual tersebut.

"Hah?! O- ouh i-ini teman saya pak" tutur putri dengan gugup.

"Ngga usah malu begitu nak putri. Udah biasa kok, kalo makan disini pasti ada saja yang bawa pasangannya" .

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang