💫chapter 11💫

1.3K 58 2
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Anna kembali memasuki kamar sebelumnya. Ia tidak melihat keberadaan putri disekelilingnya. Namun matanya menangkap kedua pelayannya sedang berdiri dibalkon kamar hingga terdengar suara tawa dari mereka.

"Sedang apa kalian disana?" Sahut anna membuat kedua pelayan itu membalikkan tubuhnya lalu menundukkan kepalanya.

Anna menghampiri mereka dengan tatapan yang tidak dimengerti.

"Dimana nona putri? Bukankah aku menyuruh kalian untuk menjaganya?".

"Ma- maafkan kami, anna. Kami tidak bermaksud seperti itu".

"Lalu dimana nona putri?".

Zee dan lia melirik bersamaan ke arah taman dari atas balkon. Anna menatap gadis tersebut yang terlihat begitu senang di kelilingi banyak bunga disekitarnya. Bahkan putri sampai tidak sadar jika sedang diperhatikan sejak tadi.

"Kenapa dia bisa berada disana?".

"Nona putri, meminta izin untuk melihat taman disana. Awalnya kami melarangnya, namun melihat wajah nona putri membuat kami tidak bisa melaranganya" tutur lia diangguki zee.

"Nona putri terlihat begitu senang berada ditaman bunga sana, anna. Jadi kami tidak tega mengganggunya" ucap zee.

Anna kembali memperhatikan putri, gadis tersebut terlihat begitu sederhana dan sikapnya yang begitu sopan. Tidak seperti kebanyakan perempuan lainnya. Putri memiliki daya ketertarikan sendiri, hingga membuat orang terkagum dengannya.

Entah mengapa dia merasa setuju, jika putra dari yang mulia ratu tersebut bisa menikahi gadis seperti putri?

Jika dilihat putri memang gadis yang lugu. Mungkin yang mulia pangeran akan sangat merasa beruntung bisa memiliki pasangan seperti putri. Dan ia yakin putri pasti bisa membawa perubahan pada kehidupan pangeran.

Sedangkan disatu sisi, putri bersandar pada sebuah pohon besar didekatnya. Hatinya menjadi tenang ketika dikelilingi oleh begitu banyak bunga disekitarnya. Udara disini pun sangat sejuk untuk dihirup, seakan bebannya hilang begitu saja.

Pandangannya beralih menatap danau didepannya dan terdapat beberapa angsa di sana. Ia merasa seperti bermimpi bisa melihat tempat seindah ini. Walaupun ia juga tidak mengerti mengapa dirinya bisa berada disini.

Putri memejamkan matanya sambil merasakan hembusan angin yang begitu sejuk menghampirinya.

"Ngapain disini?" Sahut seseorang.

Ia kembali membuka matanya dan sedikit terkejut melihat seseorang sudah berdiri dihadapannya.

"Ka- kamu? Ng- ngapain kamu disini?" Gugup putri.

Pangeran berdecak ketika ia bertanya malah bertanya balik. Lagipula ini tempat tinggalnya, sudah pasti ia berada disini.

Putri pun meringis ketika menyadari dirinya salah berucap.

Pandangan pangeran beralih kepada ketiga pelayan yang sedang berdiri memperhatikan ia dan putri diatas balkon sana. Mereka yang merasa ditatap pun segera menundukkan kepalanya.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang