💫chapter 20💫

1.3K 69 6
                                    

Makasih buat kalian yang setia membaca cerita aku ini,,,😊😊
Makasih banyak yg udah like juga🤗🤗🤗

Alhamdulillah aku gk nyangka cerita aku ini udah banyak banget yang baca,,, semoga kedepannya bisa lebih baik😊😊😊

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Brak

Suara gebrakan meja membuat seisi ruang pertemuan tersebut terkejut. Mendengar kejadian yang terjadi hari ini, membuat suasana hati pemimpin negara tersebut menjadi buruk.

Orang yang ia anggap percaya ternyata menghianatinya. Rika yang berada disampingnya berusaha menenangkan hati sang suami agar tetap tenang. Ia juga merasakan hal yang sama dengan sang suami.

Rian, tuan daniel dan pangeran hanya bisa terdiam mendengar amarah sang raja.

Setelah mendengar pangeran hilang dari Rian, ia segera memberitahu Reyhan dan menceritakan kejadian yang terjadi pada sekolahannya saat ini kepada reyhan.

"Kenapa tidak ada yang memberitahuku mengenai hal ini?!" Bantah reyhan.

"Maafkan kami, yang mulia" lirih rian.

Tuan daniel yang berada ditempat pun baru mengetahui hal ini.

Reyhan menggusar rambutnya kasar. Belum masalah pemerintahannya, dan sekarang masalah terjadi pada sekolahan miliknya.

"Mereka baru mengetahuinya, rey. Aku tau kau marah, tapi cobalah untuk tetap tenang" ujar rika mengusap bahu sang suami.

"Bagaimana mungkin aku bisa tenang? Sedangkan mereka melakukan perbuatan licik seperti ini dibelakangku!" Gumam reyhan dengan penekanan.

"Kendalikan dirimu, rey. Tidak hanya kau yang merasa marah seperti ini, aku pun sama. Tidak baik jika kau terlalu gegabah seperti ini, kita tidak punya bukti jelas untuk menuduh mereka" balas rika.

Reyhan berusaha mengatur nafasnya untuk tetap tenang. Rasa amarah yang sudah menguasainya, membuatnya kehilangan kendali. Untung saja istrinya begitu perhatian kepadanya.

Sedangkan pangeran ia hanya terdiam memikirkan semua yang terjadi.

"Apa yang dikatakan yang mulia ratu benar, yang mulia. Yang mulia, harus mengendalikan amarah yang mulia" ucap tuan daniel.

"Yang mulia tenang saja. Saya dan rian akan berusaha mencari bukti untuk mengungkapkan semuanya" lanjutnya disetujui rian.

Reyhan meminjat pangkal hidungnya yang begitu pegal. Lalu menatap tuan daniel dan rian bergantian.

"Baik. Aku serahkan tugas ini ke kalian berdua" jedanya.

"Tapi ingat! Secepatnya bukti itu harus kalian dapatkan!" Ujar reyhan dengan penekanan

"Baik, yang mulia" ucap tegas tuan daniel dan rian.

Reyhan menghela nafasnya kasar. "Kalian berdua boleh keluar".

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang