💫chapter 47💫

2.1K 104 130
                                    

Karena pada pengen dobel aku kabulin deh
😅😅

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Semakin naik suhu udara menuju puncak bertambah dingin. Langit yang masih terlihat gelap membuat sekitar area jalan tak terlihat. Jalanan yang begitu terjang dan banyak dihalangi ilalang dan tumbuh- tubuhan lainnya membuat mereka sedikit kesulitan.

Putri yang berada dibarisan belakang merasa hawa dingin sangat menusuk pori- pori tubuhnya. Padahal dirinya sudah mengenakan jaket tebal dan dobel, namun tetap saja udara disini begitu dingin.

Pangeran dan andre diperintahkan marchel untuk berjaga dibarisan belakang. Pangeran merasa beruntung putri dibarisan belakang karena dia bisa memantau keadaan putri.

Sesekali dia melirik putri yang terus merapat kedua tangannya. Gadis itu seperti kedinginan.

"Kapan sampainya sih?" Gumam echa.

"Bentar lagi juga sampai" ujar siti.

"Pegel tau jalan mulu," keluh echa.

"Baru satu jam jalan udah ngeluh" lirih bryn.

Echa menatap bryn tajam. "Tenaga cewek sama cowok itu beda yah! Jangan sama- samain" bantah echa.

"Sstt,,, lu bisa diem ngga sih? Kita ini lagi di hutan, jangan teriak- teriak. Lu mau diikutin?" Ancem tasya.

"Lu juga ryn, udahlah ngga usah ledekin si echa mulu? Udah tau dia sensitif sama lu?" Ujar marchel yang berada didepannya.

"Bisa berhenti dulu ngga sih? Capek banget gua, rasanya kaki udah ngga kuat nanjak lagi" pasrah echa.

"Namanya juga daki gunung yah pasti kaki yang capek. Kalo lu ngga ngeluh terus pasti bakalan sampe" tutur tasya.

"Marchel!" Panggil andre sedikit teriak.

Marchel menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya melihat temannya yang berada dibarisan belakang.

"Ada apa?" Balas marchel.

Andre memberikan tanda silang sebagai tanda untuk istirahat sejenak. Dan akhirnya diangguki oleh marchel. Echa pun menghela nafasnya lega, akhirnya dia bisa beristirahat walau hanya sebentar.

Putri memdudukkan tubuhnya pada batu didekatnya. Lalu mengambil botol termos hangat disamping tasnya.

Langit masih terlihat gelap. Waktu pun masih menunjukkan pukul 3 pagi. Matahari juga belum menunjukkan tamdanya akan muncul.

Putri merasa kesusahan mengambil botol minumnya dikarenakan tas punggungnya yang terlihat besar membuatnya kesulitan.

Pangeran membantu putri mengambil botol minumnya lalu diberikannya kepada putri.

"Makasih" ucap putri menegukkan minum didalam botol tersebut.

"Hm".

"Kau ingin minum?" Tawar putri menyodorkan minumannya.

Pangeran melirik sebotol digenggaman putri lalu segera merebutnya dan menegukkanya.

"Chel, bener ngga jalan yang kita lewatin?" Tanya andre.

"Yang gua liat sih udah bener" jawab marchel melihat peta dipegangnya.

"Kira- kira berapa jam lagi kita sampai?" Tanya siti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang