💫chapter 33💫

1.1K 52 21
                                    

Maaf terlambat
Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Putri berjalan menuju parkiran dengan perasaan gembira. Akhirnya ia merasa lega setelah teman- temannya memaafkannya. Tak henti- hentinya ia tersenyum sambil berjalan.

Terlihat rian sudah menunggunya disana. Putri tersenyum kepada rian, rian membungkukkan tubuhnya dan membalas senyum putri. Dia membukakan pintu mobil kepada putri.

"Terima kasih rian" ucap putri tersenyum simpul.

Putri memasuki kursi penumpang mobil tersebut. Putri menyiutkan keningnya. Ia tak melihat pangeran disampingnya. Kemanakah dia? Biasanya pangeran selalu datang terlebih dahulu dibanding dirinya.

"Rian, dimana pangeran?" Tanya putri kepada pangeran yang sudah duduk dikursi pengemudi.

Rian menatap spion mobil yang mengarah kebelakang. Ia tersenyum ramah.

"Sebelumnya yang mulia sudah memberitahu bahwa beliau akan rapat eskul sepulang sekolah. Mungkin sebentar lagi yang mulia pangeran akan datang? Karena beliau bilang hanya sebentar" jelas rian.

Putri mengangguk paham. "Apa iyah sedang rapat eskul basket?".

"Iyah, yang mulia".

Setau putri pangeran termasuk kapten basket disekolahnya. Karena sebentar lagi mereka akan mengadakan ujian sekolah untuk kelulusan. Mungkin pangeran sedang rapat pemilihan ketua sebagai penggantinya nanti.

Sudah setengah jam putri menunggu dengan rian, namun pangeran tak kunjung keluar.

'Apa masih lama yah rapatnya?' Pikir putri dalam hati.

Rian melirik spionnya, melihat sang majikan terlihat bosan menunggu.

"Apa perlu saya chek kesana, yang mulia? Sepertinya yang mulia terlihat bosan?" Ujar rian.

Putri memang bosan menunggu. Jika ia berpikir mungkin apa yang dikatakan pangeran ada benar juga. Menunggu orang seperti membuang- buang waktu.

Putri menghela nafas kasarnya. "Tak perlu rian. Mungkin sebentar lagi pangeran keluar" ucap putri. Rian hanya mengangguk.

Tak lama pangeran datang dengan wajah datarnya. Tak lupa tas yang gendong disebelah pundaknya, baju yang sudah hampir keluar dan jas almet sekolah yang gantung dilengannya. Nampak seperti badboy bagi putri melihat pangeran menghampirinya.

Pangeran menarik pintu mobil dan duduk bersandar.

"Jalankan mobilnya" perintah pangeran.

Putri tak berkutip sama sekali. Ia tak ingin membuka pembicaraan apapun. Terlihat pangeran memejamkan matanya dengan kepala yang bersandar. Putri melirik pangeran, yang seperti kelelahan. Dia merasa iba melihat pangeran seperti ini. Sudah banyak beban menurut putri diusia pangeran yang masih muda. Tetapi memang sudah kewajiban baginya harus melaksanakan semuanya. Dan putri harus bisa membuat pangeran bersemangat disetiap kegiatannya.

Sesampainya di mansion. Pangeran mengerjapkan matanya saat sadar ia sudah sampai dirumahnya. Ia meregangkan ototnya sejenak lalu turun dari mobil diikuti putri.

Beberapa pelayan sudah menunggu mereka didepan dan juga rika yang tersenyum menyambut mereka. Rika tak pernah melupakan tugasnya sebagai ibu, walaupun ia sangat banyak pekerjaan, tetapi baginya keluargalah nomor satu. Dannitu membuat reyhan sang suami sangat sangat mencintai istrinya. Pangeran dan putri menghampiri rika dan tak lupa mencium telapak tangan ibunya.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang