💫chapter 42💫

1.1K 55 14
                                    

Holla guys
🖑😉
Maaf yah baru bisa updet hari ini.
Makasih juga buat dukungan kalian semua yang selalu setia baca cerita author
😍😍😍

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Matahari bersinar cerah. Burung- burung mulai berkicau di pagi hari. Putri sudah siap dengan seragam sekolah yang dikenakannya. Hari ini adalah ujian kelulusannya.Walaupun tubuhnya masih terasa tidak enak tapi dia tidak boleh melewatkan ujian ini.

Putri memoleskan bedak untuk menutupi wajah pucatnya dan juga lipbam dipoleskan pada bibir keringnya. Dia sengaja bangun pagi- pagi karena masih ada kesempatan untuknya membaca buku terlebih dahulu. Putri menatap pangeran yang masih pulas tertidur.

Ingatannya kembali saat kejadian semalam. Bagaimana pria itu yang tiba- tiba menciumnya? Hingga jantungnya seperti tidak bisa dikendalikan bahkan dirinya juga kehilangan pasokan oksigen untuk bernafas.

Putri beranjak dari meja riasnya dan menghampiri pangeran berniatkan membangunkannya.

Dia tersenyum kecil, lagi- lagi mengingat kejadian semalam. Putri bisa merasakan pipinya yang mulai memanas. Refleks dia menutupi kedua pipinya dengan tangannya. Jika pangeran melihatnya saat ini, mau ditaruh dimana mukanya?

Putri sedikit membungkukkan tubuhnya, mengusap pelan rambut pangeran. Entah mengapa dirinya sangat menyukai saat tangannya mengusap rambut pangeran. Mungkin karena rambut pangeran memang terasa lembut dan halus membuatnya menyukai akan hal itu.

"Pangeran" ucap putri dengan nada seraknya.

"Pangeran, bangun".

"Pangeran".

Putri menghela nafasnya pelan. Pangeran masih belum juga bangun.

"Pangeran ayo bangun. Nanti kesiangan" putri terus menggoyang- goyangkan lengan pangeran hingga akhirnya pangeran mengerjapkan matanya.

Pangeran memang sudah mendengar putri terus memanggilnya. Tapi rasa kantuknya lebih kuat hingga rasanya tak ingin bangun. Dia mengerjapkan matanya pelan. Lalu menatap putri yang berdiri disampingnya dengan seragam sekolah yang lengkap.

Tiba- tiba saja pangeran bangun dari posisi tidurnya menjadi duduk lalu menatap putri tajam. Tentu saja putri cukup terkejut melihat pangeran yang tiba- tiba saja bangun dia segera melangkah mundur kebelakang.

"Kenapa kau memakai seragam sekolah?" Tanya pangeran datar.

"Memangnya kenapa?" lirih putri.

"Ck! Cepet ganti!" Titah pangeran.

Putri menggeleng. "Ngga" Dia dibuat bingung pangeran.

Pangeran melirik tangan kanan putri yang sudah tak ada infusan lagi ditangannya. Hanya sebuah perban kecil untuk menutupi bekas infusannya.

"Dimana infusanmu?" Tanya pangeran memegang tangan putri.

"Sudah dilepas" singkat putri.

"Kau itu masih sakit!. Ngga usah so- so'an masuk sekolah?!" Bentak pangeran.

Putri menarik kasar tangannya dari pangeran. "Tapi hari ini ujian!".

"Kau bisa ikut ujian susulan!" Ketus pangeran.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang