💫chapter 8💫

1.5K 62 0
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Putri tiba di rumah. Terlihat sebuah mobil alfart hitam yang tidak asing terparkir di halaman rumahnya.

Ia memilih segera masuk ke dalam, melihat siapa tamu yang datang rumahnya. Dan benar saja perkiraannya, tuan daniel lah yang bertamu ke rumahnya. Nathan, meriska dan Adit pun sudah berada disana. Mereka terlihat sedang berbincang dengan serius. Tapi untuk apa tuan Daniel datang ke rumahnya lagi?

"Assalamualaikum" salam putri.

"Waalaikumsalam" jawab mereka semua.

"Baru pulang putri?" sapa tuan daniel.

"Iyah tuan" ucap putri dengan sopan.

Putri menatap bingung kedua orang tuanya.

"Kemarilah nak, duduk disamping ibu dan ayah" sahut meriska kepada putri.

"Apa ada yang ingin kalian bicarakan denganku?" Tanya putri menatap mereka satu per satu.

Terdengar helaan nafas yang keluar dari mulut Nathan. "Benar, nak. Ada suatu hal yang harus kami bicarakan denganmu" Ujar nathan menatap putri serius.

Ia merasakan ada sesuatu yang akan terjadi. Terlihat tatapan dan cara bicara sang ayah yang begitu serius, namun seakan berat untuk diucapkan.

"A- apa itu ayah?" Tanya putri dengan tatapan bingung.

Keheningan sesaat.

"Nak,,," jedanya sesaat membuat putri semakin dibuat penasaran.

"kami,,, kami akan menjodohkanmu" ucap nathan pelan, namun cukup terdengar jelas oleh putri.

Hening sesaat. Putri masih berusaha mencerna ucapan ayahnya tersebut.

"A- apa?! A- ayah pasti bercanda?" Ucap putri yang begitu syok.

"Apa yang dikatakan ayahmu benar, putri. Mungkin kabar ini cukup mengejutkanmu. Tapi itulah kenyataannya" jeda sesaat tuan daniel.

"Sebenarnya saya dan ayahmu sudah pernah membahas hal ini, hanya saja saya memberi beberapa waktu untuk kalian menjawab semuanya" lanjut tuan daniel.

'Jadi karena itu tuan daniel kesini' batin putri.

"Maafkan ayah, nak".

"Maaf ayah belum bisa menceritakan semuanya kepadamu" lirih Nathan.

"Kami hanya ingin kau fokus dengan sekolahmu dulu, nak" ucap meriska.

"Tapi kenapa?" Tanya putri tak mengerti.

"Kakekmu membuat sebuah perjanjian dengan sahabatnya dulu. Sebenarnya ayah sudah mengetahui hal ini sejak lama, sebelum kakekmu meninggal. Ayah berpikir itu tidak akan pernah terjadi, bahkan sangat mustahil. Dan ayah kira mungkin perjanjian itu hanyalah perjanjian biasa. Ternyata salah, setelah bertahun- tahun akhirnya semua menjadi nyata. Tuan daniel datang ke rumah dan memberitahu semuanya" jelas Nathan.

Putri terdiam setelah mendengar penjelasan dari ayahnya. Dia tidak tau harus berkata apa, semuanya terjadi dengan tiba- tiba.

"Saya harap putri bisa menerima perjodohan ini, sama halnya dengan yang mulia pangeran" tutur tuan daniel.

Putri membelakkan matanya. "Si- siapa?".

"Ada apa, nak?" Tanya meriska.

"Si- siapa yang akan dijodohkan denganku?" Lirih putri.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang