💫chapter 6💫

1.6K 71 0
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Pangeran menutup pintu kamarnya kasar. Melempar tasnya kesembarang tempat, lalu menjatuhkan tubuhnya pada sofa grey yang tak jauh darinya. Ucapan ayahnya terus terngiang dipikirannya.

"Shit!" Gumam pangeran mengusap wajahnya kasar.

"Mereka semua sama saja. Tidak ada yang bisa mengerti?!" Ucap pangeran pelan.

Tok

Tok

Tok

Mata pangeran teralih ke pintu saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Siapa?" Tanya pangeran datar.

"Ini ibu, nak" ucap rika dari luar kamarnya.

Pangeran beranjak dari duduk berniat membukakan pintu kamarnya.

Ceklek

Rika tersenyum menatap putranya. Pangeran kembali mendudukkan tubuhnya di sofa. Rika mengikutinya dan duduk disamping putra bungsunya tersebut..

"Nak, ib-" belum selesai rika berbicara pangeran memotong pembicaraannya.

"Cukup, bu. Aku tidak ingin membahas itu lagi" sambung pangeran dengan nada rendah.

"Ibu tau kau pasti akan menolak perjodohan ini. Tapi kau juga harus tau nak, ini adalah permintaan terakhir kakekmu" ucap rika.

"Apa karena permintaan terakhir kakek, aku harus menerimanya?" protes pangeran.

Rika terdiam. Apa yang di ucapkan putranya itu memang ada benarnya. Namun, hanya pangeran satu- satunya yang bisa menepati janji tersebut.

"Bisa kah kalian mengerti bagaimana perasaanku? Tidakkah cukup kalian mengatur hidupku?" Lirih pangeran.

Rika menatap sendu pangeran. Ia mengerti bagaimana perasaan putra bungsunya itu. Bagaimana pun ia juga seorang ibu, ia bisa merasakan penderitaan putranya selama ini.

Rika merasa bersalah karena belum bisa memberikan kebahagiaan yang diinginkan putranya.

"Maafkan ibu, nak" lirih Rika tertunduk.

Pangeran segera memeluk rika erat. "Ibu tidak pernah salah. Ayahlah yang salah, dia tidak mengerti bagaimana perasaanku selama ini" gumam pangeran.

Rika membalas pelukan pangeran. Ia tau pangeran sangat menyayangi dirinya. "Ibu mohon, tolong kau terima perjodohan ini?".

Pangeran melepaskan pelukannya lalu menatap Rika. "Sudahku bilang, aku menolak perjodohan ini".

"Nak, tidak ada seorang istri yang tidak menginginkan suaminya bahagia. Sama seperti nenekmu, ia juga ingin melihat suaminya bahagia, walaupun beliau sudah tiada. Dan cuma kau satu- satunya yang bisa mencapai semua itu. Apa kau ingin melihat nenekmu kecewa?" Tutur rika.

"Tapi bu--?" Potong rika.

"Ibu tau kau sudah punya kekasih" jeda rika.

Pangeran terkejut mendengar pengakuan sang ibu.

"Kau tidak perlu tau, ibu tau dari mana. Yang jelas ibu sudah tau siapa perempuan itu. Jika memang kalian saling mencintai, maka segeralah kau lamar dia secepat mungkin. Jika dia menerimanya, mungkin ayahmu bisa mempertimbangkannya. Dan jika dia menolaknya, maka kamu harus menerima perjodohan ini. Kalau pun dia menerimanya, ibu yakin nenekmu pasti akan menerimanya. Walaupun ada rasa kecewa, karena tidak bisa menepati janji suaminya" tutur rika.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang