💫chapter 40💫

1.1K 59 14
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Akhirnya hari yang ditunggu telah tiba. Hari ini adalah hari dimana permintaan pangeran yang pertama  akan berakhir. Yah,,, hari ini pangeran akan bertanding basket.

Sebenarnya putri malas untuk melihat pertandingan seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, dia harus kesana sekarang juga.

Putri menatap dirinya didepan cermin yang sudah siap untuk melihat pertandingan basket hari ini. Setelah selesai mandi putri tak melihat keberadaan pangeran didalam kamarnya. Mungkin pangeran sudah turun duluan. Pikir putri.

Putri sedikit memoleskan bedak diwajahnya tidak lupa lipbam untuk menutupi bibirnya yang terlihat pucat. Dia mengambil tas selempang kecilnya, lalu bergegas turun kebawah. Putri tersenyum ketika para pelayan menyapanya. Dia segera menuju meja makan. Terlihat nenek dian, rika, dan reyhan sudah berada disana. Tak lupa putri tersenyum dan menyapa mereka.

"Selamat pagi semuanya" sapa putri kepada mereka, menarik kursi disamping nenek dian dan mendudukinya.

"Pagi putri" balas reyhan.

"Pagi nak" ucap rika.

"Pagi juga cucuku" timpal menek dian tersenyum kepada putri.

"Kau akan melihat pangeran dipertandingan basket nanti?" Tanya reyhan kepada putri.

"Iyah, ayah" balas putri lembut.

Putri mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai nanas.

"Kau sakit?" Tanya nenek dian, tiba- tiba.

Putri menatap nenek dian yang disampingnya, lalu tersenyum. Sebenarnya sudah dari semalam putri merasa tak enak badan. Saat bangun tidur tadi pun seperti tak ingin beranjak dari kasur.

"Tidak nek. Putri baik- baik saja".

"Tapi wajahmu terlihat pucat, nak? Apa sebaiknya kau tidak usah berangkat saja?" Sahut rika.

Putri tersenyum, dia merasa senang dengan rika, reyhan, dan nenek dian yang mengkhawatirkannya.

"Tidak apa- apa, bu. Putri baik- baik saja. Lagian putri sudah janji dengan pangeran untuk melihat pertandingan basketnya" jelas putri.

"Anak itu, tidak tau apa istrinya sedang sakit. Malah disuruh melihat pertandingannya" gumam reyhan.

"Putri tidak apa- apa yah. Hanya sedikit pusing memikirkan ujian sekolah nanti saja" sela putri.

"Jangan terlalu memikirkan ujian, putri. Ibu tau kau sudah sangat pintar. Jadi tak perlu lagi kau memikirkannya" sahut rika.

"Nenek kan sudah pernah bilang jangan terlalu dibawa beban seperti itu" timpal nenek dian.

Putri tersenyum. "Iyah nek, putri tau kok. Putri ngga bakal ulangin lagi".

"Yasudah, cepat kau sarapan. Sebelum nanti terlambat" ucap rika.

Putri memakan roti yang sudah dia beri selai nanas itu. Selepas sarapan reyhan dan rika kembali dengan aktifitasnya. Tinggal dirinya dan nenek dian dimeja makan. Putri baru sadar dia tak meligat pangeran dari tadi.

"Nek, apa nenek lihat pangeran?" Tanya putri kepada nenek dian.

"Memangnya dia tak memberitahumu?" Nenek dian berbalik bertanya.

Putri menggeleng tak tahu.

"Pangeran sudah berangkat lebih dulu. Apa dia tidak bilang apapun?".

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang