💫chapter 25💫

1.3K 61 16
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Malam pun tiba. Suasana terasa bertambah ramai dengan banyaknya para tamu yang berdatangan. Mereka semua memberi ucapan 'selamat' kepada pasangan baru tersebut.

Jujur saja sikap pangeran sampai saat ini sangatlah aneh. Pangeran nampak terlihat begitu diam bahkan didepan para tamu undangan ekspresi wajahnya tak pernah berubah. Hanya senyuman tipis yang ditampilkan pangeran.

Putri tau jika pangeran masih belum menerima pernikahan ini. Mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi.

Putri menghembuskan nafasnya kasar ketika ttidak ada lagi tamu yang bersalaman kepadanya. Tubuhnya terasa pegal untuk berdiri terus. Belum lagi putri merasa terkejut ketika beberapa kali dianharus mengganti gaunnya. Entah mertuanya itu sudah berapa banyak menghabiskan uangnya hanya untuk gaun.

"Ternyata banyak juga tamu undangan datang" keluh putri.

"Ini belum seberapa" gumam pangeran.

Putri menoleh menatap pangeran. "Akhirnya bicara juga dia" lirih putri.

"Kenapa?" Tanya pangeran.

"Aa,,, ng- ngga" gugup putri.

"Ouh iyah,, teman- teman bisnis kamu ngga pada dateng? Aku lihat kebanyakan disini teman ayah rey saja" ucap putri sambil menatap para tamu undangan.

"Ngga usah bahas mereka" balas pangeran.

Putri menyiutkan keningnya tak mengerti. Tiba- tiba rika datang menghampiri kedua pasangan pengantin tersebut.

"Kalian hanya diam- diam disini? Kenapa tidak bergabung berbincang- bincang disana?" Tanya rika.

"Tidak papa, bu. Kami disini saja, lagian masih banyak tamu yang berdatangan" jawab putri.

"Pasti pangeran, tak memberimu izin yah? Memang putra ibu yang satu ini keras kepala. Pangeran ajak putri untuk diperkenalkan kepada keluarga kita. Jangan hanya berdiam disini saja" tegur rika.

Pangeran memutar bola matanya malas. "Baiklah, bu".

"Sekalian kenalkan putri kepada teman- teman bisnismu juga. Pasti mereka juga penasaran dengan menantu ibu ini?" Goda rika.

Putri hanya tersenyum simpul. Lalu melirik pangeran yang mambalas dengan gumaman.

"Aku akan ke temanku dulu, bu" ucap pangeran.

"Sudah seharusnya seperti itu" ujar rika mengusap bahu putra satu- satunya itu.

Pangeran terus menggandeng tangan putri tak lupa senyuman tipis putri berikan kepada para tamu undangan yang menyapa mereka.

Pangeran dan putri menunduk hormat ketika berhadapan dengan yang mulia raja yang sedang berbincamg dengan tamu koleganya.

"Kalian ingin kemana?" Tanya reyhan.

"Ibu menyuruhku memperkenalkan putri kepada teman- teman bisnisku" jawab pangeran datar.

Reyhan mengangguk paham. "Apa yang diucapkan ibumu benar, sebaiknya kau perkenalkan putri kepada teman- temanmu itu".

"Selamat yah, pangeran. Tidak menyangka kau sudah dewasa seperti ini. Sekali lagi selamat atas pernikahanmu" ucap salah satu pria yang berada dihadapan putri.

"Terima kasih, tuan bram" ucap pangeran.

"Selamat yah, atas pernikahan kalian berdua. Semoga pernikahan langgeng sampai maut yang memisahkan " ucap pria yang bersebelahan dengan tuan bram.

'Aaamiin' batin putri.

"Terima kasih, tuan jeorg".

Putri hanya memandang tersenyum kepada kedua pria yang sepertinya berumuran dengan ayahnya.

"Ouh yah, kenalkan putri. Mereka ini adalah teman bisnis ayah. Ini tuan Jeorg melviano Dan ini tuan Brama parviz. Dan jeorg, bram perkenalkan ini menantuku yang kuceritakan sebelumnya" jelas.reyhan memeperkenalkan putri kepada teman- temam koleganya tersebut.

"Salam kenal tuan jeorg, dan tuan bram" ucap putri tersenyum.

Sekarang putri mengenali kedua pria itu semua. Melihat marganya saja sudah terlihat jelas mereka pemilik perusahaan yang sukses didalam maupun luar negeri.

"Benar apa yang kau ceritakan itu. Tidak hanya cantik tapi dia sangatlah ramah. Selamat atas pengangkatan putri mahkotanya" ujar tuan bram.

Putri hanya menganggum tersenyum malu.

"Menantumu ini benar- benar sangat cantik. Cocok sekali dengan pangeran" ujar tuan jeorg kepada reyhan.

"Benar apa yang kau ucapkan jeorg. Dari namanya saja mereka sudah terlihat berjodoh" sahut tuan bram.

Putri menundukkan kepalanya malu. "Pangeran sangat beruntung mendapatkan istri seperti putri. Coba saja david menikah lebih dulu, pasti akan kucari perempuan seperti putri" kata tuan bram.

"Putraku juga sama saja. Padahal kedua putra kita lebih tua dari pangeran. Tapi pangeran kelebih dulu menikah melewati putra- putra kita" jelas tuan jeorg.

Reyhan dan tuan bram terkekeh. Putri pun hanya bisa tersengum mendengar percakapan mereka. Sedangkan pangeran you knowlah tatapan datar iti tidak pernah berubah.

"Kau masih saja tetap sama seperti dulu. Tidak pernah berubah" ucap tuan bram menepuk bahu pangeran.

Reyhan hanya tersenyum tipis dan itu terlihat oleh putri. Sepertinya tuan bram dan tuan jeorg sudah mengenal pangeran lebih lama. Jadi mereka sudah mengerti sikap pangeran.

"Maaf, sepertinya kami harus permisi dulu. Sekali lagi terima kasih tuan bram dan tuan jeorg" ucap pangeran berlalu meninggalkan mereka.

"Putramu masih seperti dulu, rey. Terlihat datar dan dingin. Aku yakin kehadiran putri benar- benar akan membawa perubahan pangeran" ucap jeorg.

Reyhan hanya terdiam menatap punggung putranya yang mulai menjauh.

'Semoga saja' batinnya.

*********

Hai guys ketemu lagi sama aku
🖐🖐😂😂😂

Udah lama yah aku gak updet2
???

Makasih juga yang selalu setia baca ceritaku ini ❤

Jangan lupa kalian vote and komen sehabis baca yah
👌😉

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang