💫chapter 45💫

1.5K 76 41
                                    

Author sekaligus mewakili pemain pangeran dan putri mengucapkan
Minal 'aidzin walfa'idzin
Mohon maaf lahir dan batin
😊🤗

Semoga amal puasa kita selama dibulan suci ramadhan diterima oleh allah swt
😊😊😊
Aaamiin yarobbal alamiiin
,,,

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Putri dapat merasakan hawa tak enak disini. Siti, tasya dan echa juga merasakan apa yang dirasakan putri. Terlihat ada kecanggungan dalam pembicaraan mereka. Ucapan nenek dian seketika membuat sekitarnya terdiam.

Marchel, bryn, dan andre melirik pangeran yang tak suka mendengar ucapan neneknya seperti itu. Mereka tau melihat keberadaan gabriel saja pangeran tidak suka apalagi disuruh menginap dirumahnya. Belum lagi melihat ada putri disini pasti ada kesempatan gabriel untuk mendekati putri.

Gabriel tersenyum miring menatap pangeran yang membuang mukanya. Dia yakin pangeran tak myukai ucapan neneknya itu. Gabriel punya beranggapan kepada pangeran bahwa pria itu pasti berpikir jika dirinya akan menerima tawaran nenek dian. Yah gabriel akui ini bisa jadi peluang untuk dirinya  mendekati putri. Tapi dia juga sadar bahwa putri tidak akan pernah bisa menjadi miliknya. Dia akan selalu disamping putri jika wanita itu sedang disakiti sekalipun itu dengan pangeran. Jika pangeran menyakiti putri dirinya yang akan maju untuk melindungi putri dan dirinya tak akan segan- segan untuk merebut putri dari pangeran.

"Tidak perlu nek, besok gabriel akan ke london menyusul ibu kesana" balas gabriel.

"Yasudah tidak apa- apa".

Marchel, bryn, dan andre menatap pangeran yang seperti menghela nafas lega. Diam- diam marhel, bryn, dan andre menahan senyumnya melihat wajah pangeran yang sebelumnya kesal.

"Keberuntungan masih dipihak lu ran" bisik andre.

Pangeran tak peduli dengan bisikan temannya itu. Ia lega karena gabriel menolak tawaran neneknya. Hampir sejam sudah mereka mengobrol bersama diruang tamu.

"Nek, bryn rindu masakan nenek" sahut bryn kepada nenek dia.

"Ngga tau malu banget sih" gumam echa yang terdengar oleh bryn.

"Sirik aja" bisik bryn.

Echa mencibir bryn dalam hatinya.

"Biasa nek, lapernya mulai muncul nek?" Ujar andre.

Nenek dian tertawa. "Heheh,,, iyah nenek juga tau kok. Bryn kan memang seperti itu. Udah lama juga kita ngga makan bareng- bareng lagi. Apalagi sekarang ada teman- temannya putri jadi ramai. Nenek berasa kembali menjadi remaja lagi,,, hehehe" canda nenek dian.

"Bagi bryn nenek selalu awet muda" seru bryn.

"Nenek selalu cantik, walaupun sudah berumur" sahut andre.

"Kalian ini bisa aja. Yaudah kita makan siang bareng- bareng. Nenek akan masakin makanan yang spesial buat kalian semua" ujar nenek dian.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang