💫chapter 2💫

2.2K 93 0
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

"Assalamu'alaikum" ucap putri memasuki rumahnya.

"Wa'alaikumsalam" sahut seorang wanita yang usianya hampir berkepala 4.

Putri mendekati meriska~ ibu putri yang tengah berada didapur lalu menyalami tangan wanita tersebut.

"Gimana hari pertama masuk sekolahnya, nak?" Tanyanya.

'Baru masuk aja, udah kena masalah' ucap putri dalam hati.

"Ditanya kok malah melamun?".

"Ba- baik kok bu" bohongnya.

"Syukur alhamdulillah kalau begitu. Pasti susah buat beradaptasi disana?".

"Yah gitulah bu. Namanya juga murid baru, nanti juga terbiasa" jawab putri apa adanya.

"Yasudah cepat ganti seragammu. Terus bantu ibu buat pesanan kue" ucap meriska diangguki putri.

Sedikit cerita, putri tinggal dalam keluarga yang sederhana. Dirumahnya yang sederhana inilah putri dan keluarganya tinggal. Rumah satu- satunya peninggalan dari kakek dan nenek putri. Tidak terlalu mewah ataupun luas. Tapi cukup membuat putri dan keluarganya bahagia.

Ibu putri bernama 'meriska syila nirdath' yang hanya seorang buruh cuci dan sekarang menjadi tulang punggung keluarga, dia juga menjual kue buatannya jika ada yang memesan. Ayahnya bernama 'nathan putra jaya' seorang buruh tani yang saat ini sedang berbaring lemah ditempat tidur akibat penyakit radang paru- paru yang dialaminya. Putri juga memiliki seorang adik benama raditya fatur abraham hanya selisih 2 tahun darinya. Saat ini adit baru saja masuk ke jenjang SMA di sekolah putri sebelumnya.

👑👑👑👑

Malam pun tiba, selepas memasak didapur. Putri meembantu ibunya meletakkan masakannya diatas meja makan. Nathan dan adiknya sudah berada ditempat duduk mereka masing- masing.

"Bagaimana dengan sekolah barumu nak?" Tanya nathan~ ayah putri.

"Baik, yah" jawab putri.

"Uhuk,,, uhuk. Tidak ada masalah kan?".

"Semuanya baik, ayah tenang saja" bohong putri.

'Maafin putri yah' batin putri.

"Syukur alhamdulillah. Ayah hanya ingin yang terbaik untuk putri ayah. Maaf kalau ayah memaksamu untuk masuk sekolah disana" ucap Nathan dengan nada serak.

"Ayah tidak perlu minta maaf. Putri tau kok maksud ayah. Malah putri yang senang, akhirnya putri bisa masuk sekolah impian putri. Ayah jangan salahin diri ayah sendiri?" Lirih putri.

'Harusnya putri yang minta maaf, karena sudah berbohong sama ayah' batin putri.

"Ayah senang mendengarnya, kalau kau juga menyukainya. Ayah hanya ingin melihat putra- putri ayah bisa menjadi orang sukses".

Putri dan adit mengaminkan ucapan ayahnya. "Ayah tenang saja. Adit pasti  bisa jadi orang sukses seperti yang ayah harapkan" seru adit~ adik putri.

"Itu harus. Kalau bisa kau ikuti jejak kakakmu, untuk mendapatkan beasiswa juga" sahut meriska.

"Tenang, adit pasti bisa dapetkan beasiswa seperti kak putri" balas adit.

"Memangnya bisa?" Tanya putri menaikkan alisnya sebelah.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang