💫chapter 16💫

1.3K 57 5
                                    

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Putri melangkah lesu menuju kelasnya. Setelah sehari meliburkan diri, rasanya saat ini ia malas sekali bersekolah. Pasti siti, echa dan tasy akan mengintrogasikan dirinya.

Mengenai pertemuan kemarin, keluarganya dan keluarga pangeran bersepakatan untuk melaksanakan pernikahan dirinya dan pangeran 2 minggu lagi. Ia tidak tau harus melakukan apa? Tidak ada cara lagi bagi dirinya maupun pangeran kepada kedua keluarga tersebut.

Namun ada hal yang terus ia pikirkan, bisakah ia melaksanakan pernikahan di umurnya 18 tahun ini? Belum lagi ia harus siap menerima sifat pangeran yang dingin itu.

Dugh

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan dirinya menubruk tubuh orang sambil melamun.

Putri meringis menabrak seseorang didepannya tersebut. Dia menatap cowok bertubuh tinggi tersebut. Berambut pirang dengan sedikit poni dimiringkan, bermata hazel coklat tua dan polesan senyum disudut bibirnya.

"Maaf- maaf ngga sengaja" putri meminta maaf kepada cowok yang ditabraknya.

Cowok itu memasang senyum manis dibibirnya yang membuatnya terlihat tampan.

Tapi bagaimana pun tetap tampanan pangeran.😁

"Iyah ngga papa. Lain kali hati- hati kalo jalan" ucap cowok tersebut.

Putri terus menatap cowok dihadapannya tersebut sami tidak sadar jika cowok itu masih terus menatapnya bingung.

'Seandainya pangeran kaya cowok ini
,,, akhh tidak,,, tidak putri. Bagaimana seorang pangeran bisa kaya cowok didepanku ini. Itu ngga mungkin terjadi putri' batin putri sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.

"Hai,,, lu ngga papa?" Lamunan putri buyar dengan lambaian tangan pria itu didepannya.

Putri tersenyum. "Eh,,eee- ngga papa kok. Maaf yah tadi ngga sengaja nabrak kamu".

"Lain kali kalo jalan jangan ngelamun. Untung lu ngga nabrak tembok?" Ujarnya.

"Eh,, i-iyah" putri tersenyum kikuk.

"Kalo gitu gua permisi dulu. Sampai ketemu lagi" pamitnya.

Putri tersenyum mengangguk melihatnya melambaikan tangan dan mulai berjalan sedikit jauh.

Putri melanjutkan langkahnya ke kelas, tapi langkahnya kembali terhenti menabrak seseorang lagi.

Bruk

"Aduuhhh,,, nabrak terus perasaan" ringis putri mengusap keningnya.

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan dirinya menubruk tubuh orang. Diaendangakan kepalanya mentap siapa yang ditabraknya lagi kali ini.

"Kamu! Ngapain kamu disini?" Tunjuk putri.

"Siapa dia?" Tanyanya memandang cowok yang sebelumnya ditabrak putri.

"Bukan siapa- siapa" ucap putri cuek.

Jujur putri masih merasa kesal dengan pangeran karena kejadian kemarin.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang