💫chapter 21

1.2K 67 9
                                    

Budidayakan vote and komen terlebih dahulu
👇👇👇
.
.
.
.
.

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

👑👑👑👑

Seorang gadis terbaring lemah diranjang kasur miliknya. Wajah yang begitu pucat menandakan gadis tersebut benar- benar sakit. Putri mengerjapkan matanya perlahan, menyesuaikan cahaya intens yang masuk ke matanya.

"Sshh" ringis putri menyentuh kepalanya yang begitu sakit.

Matanya melirik sekeliling dan menyadari jika dirinya sudah berada dikamarnya sekarang.

'Siapa yang membawaku pulang?' pikirnya dalam hati.

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangannya. Seorang pria membawa nampan yang berisikan makanan dan obat untuknya.

"Kau sudah bangun, nak?" Ucap nathan menghampiri putri yang terus menatapnya.

"Ayah" lirih putri segera memeluk sang ayah.

Nathan tersenyum tipis melihat putrinya sudah sadar. Ia membalas pelukan putri sambil mengusap rambut panjang anaknya tersebut.

"Tidak apa, nak".

"Ayah, putri,,, putri takut ayah" gumam putri menahan tangisnya.

"Ayah sudah ada disini, kau tenang saja".

Putri melepas pelukan ayahnya lalu menatap sendu nathan.

"Hikss,,, maafin putri ayah" ucap putri dengan nada bergetar.

Nathan memberikan senyumannya kepada putri. Ia tidak ingin melihat putri merasa bersalah.

Jujur saja ia cukup terkejut melihat pangeran yang menggendong putrinya saat dalam keadaan pingsan. Dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada putri sulungnya tersebut. Pangeran pun tidak menjelaskannya secara lebih.

"Untuk apa kau minta maaf, hm uhuk,,, uhuk?" Tanya nathan.

Putri menatap ayahnya tak mengerti. Apa ayahnya belum mengetahui semuanya?

"Ayah belum tau?".

"Memangnya ayah tau apa?" Ucapnya dengan nada serak.

Putri terdiam sesaat. 'Apa aku bilang saja sama ayah yang sebenarnya?' Batinnya.

"Ayah" panggil putri.

"Hm iyah nak?".

"A- ayah se- seb-" potong nathan.

"Kalau kau belum siap bercerita, jangan dipaksakan".

"Tapi ay-".

"Tidak apa, uhuk,,, uhuk. Ayah akan menunggu sampai kau benar- benar siap untuk bercerita".

Putri menggeleng menatap sang ayah. "Putri tidak ingin berbohong lagi sama ayah. Putri ingin menceritakan semuanya sekarang".

Nathan menghela nafasnya pelan. "Baiklah kalau itu maumu".

Putri terdiam sesaat lalu memulai menceritakan kejadian sebenarnya. Bermula dari saat ia menolong seorang adik kelasnya hingga kejadian yang di alaminya kemarin.

Sesekali ia menatap ayahnya takut. Takut jika sang ayah akan memarahinya. Dia sengaja menceritakan semuanya kepada nathan. Putri tidak ingin berbohong apapun lagi kepada sang ayah. Selama ini ia berbohong hanya karena takut jika penyakit ayahnya akan kambuh kembali.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang