💫chapter 31💫

1K 52 25
                                    

Holla guys ketemu lagi🖐🖐🖐
Sudah beberpa bulan kita gak updet- updet😅
Maafin author yh buat kalian nunggu,,,

Kalian tau kan sekarang lagi viralnya virus corona,,, dan itu membuat hampir seleruh sekolah pada diliburkan.
Tapi,,, walaupun diliburkan tugas mah tetep aja numpuk dimana- mana dan itu buat author kelimpungan😩😩

Tapi guys author harap kalian smeua tetep jaga kesehatan, jaga makanan, jaga lingkungan dan jangan lupa jaga hatinya,,, wkwk😂😅
Buat kalian harus tetep vit semuanya,,, jangan lupa kalo mau ngapa- ngapain cuci tangan dulu, kan kita gak tau tuh tangan kita itu ada kotorannya atau gk,,, yang pasti harus bisa jaga diri kalian semua,,, dan satu lagi harus selalu setia baca wattpad author ini yah😁😁😁

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑👑👑👑

Putri menatap cahaya rembulan melalui jendela kamarnya. Tatapannya mengarah bulan yang bersinar di langit malam, namun fikirannya yang masih memikirkan keberadaan seseorang.

Putri merasa tak tenang. Hawa dingin mulai menusuk ke kulit, tapi putri menghiraukannya.

Dia melirik Arloji berwarna silver miliknya pemberian meriska sebagai hadiah pernikahannya. Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Namun pangeran tak kunjung datang?

'Dimanakah dia sekarang?' Batin putri.

Anna, lia dan zee hanya terdiam menatap majikannya yang terlihat tak bersemangat. Mereka bisa melihat betapa putri sangat mengkhawatirkan suaminya, terlihat dari raut wajahnya yang nampak cemas memikirkan pangeran.

"Putri, apa tidak sebaiknya anda tidur terlebih dahulu. Mungkin saat ini yang mulia pangeran sangat sibuk dengan pekerjaannya" ucap anna.

"Iyah yang mulia, ini memang bukan pertama kalinya yang mulia pangeran pulang larut malam. Beliau akan pulang sampai menjelang pagi" sahut zee.

Putri menatap para pelayannya. Memikirkan ucapan mereka. Apakah benar pangeran akan pulang saat menjelang pagi? Sesibuk itukah dirinya? Pikir putri.

Putri menghela nafasnya kasar.

'apa yang sedang ia lakukan sekarang? Apakah dia sudah makan atau belum?' Batin putri.

Sebelumnya dia tak pernah secemas ini pada seseorang, kecuali keluarganya. Putri yakin saat ini cintanya sudah berlabuh pada sosok yang ia tak duga. Kata orang memang benar, cinta hadir karena terbiasa, cinta akan hadir dengan seiring berjalannya waktu. Dan nyatanya kini cinta itu telah hadir, dan secepat itu dia merasakan cinta pada seseorang.

Putri tau bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan. Hanya dirinya yang mencintai tanpa dicintai.

Putri rasa tak peduli bahwa ia harus mencintai sendiri. Tak peduli apakah dia mencintainya atau tidak? Karena ia percaya akan takdir tuhan, bahwa cinta akan hadir pada sosok yang dia cintai. Biarlah waktu yang menjawab semuanya.

Baginya berada didekat dengan orang yang ia cintai pun sudah cukup. Melihat dia tersenyum bahagia pun cukup. Putri hanya butuh kesabaran yang kuat untuk menjalani semuanya.

Putri menyuruh anna, lia dan zee pergi meninggalkan kamarnya. Selepas kepergian mereka, dia membaringkan tubuhnya diatas kasur. Putri mencoba untuk memejamkan matanya namun nihil, fikirannya masih mengkhawatirkan pangeran.

Ceklek

Tak lama seseorang membuka pintu kamarnya. Putri berpura- pura untuk memejamkan matanya. Dia bisa mencium aroma khas seseorang yang memasuki kamarnya. Entah mengapa putri menjadi menyukai aroma ini. Iyah dia pangeran, orang yang membuat putri khawatir seharian.

pangeran dan putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang