Part 27

11K 421 20
                                    

      Seorang pria paruh baya berjalan menghampiri anak gadisnya yang sedang duduk seraya fokus pada laptopnya. Gadis itu menoleh dan tersenyum saat melihat sang Ayah sudah pulang kerja.

"Papa udah pulang." ucapnya

"Dikantor Papa udah ngga sibuk, jadi langsung pulang." katanya

"Gimana proses pembangunan kafe yang kamu mau, Lili ?"

Lili tersenyum. Sudah dua minggu ia berada di London bersama kedua orang tuanya. Bahkan saat ini ia sedang fokus pembangunan sebuah kafe impiannya nanti dikota Jakarta, kota dimana ia bisa bertemu dan mengenal sesok Rivan Eldaren.

Seorang wanita paruh baya berjalan seraya membawa nampan berisi teh. Wanita itu bernama, Lisnia mamah dari Lili dan juga Linggar. Papahnya bernama, Erlangga Mahesa.

"Mama!! Mama sama Papa pulang cepet ?" Tanya Lili

Lili menatap kedua orang tuanya. Karena tidak biasanya kedua orang tuanya pulang cepat, namun sekarang malah pulang cepat. Erlan tersenyum saat melihat putrinya tampak bingung.

"Mama sama Papa pulang cepat, karena siang ini akan ada yang datang." ucap Erlan

"Maksud, Papa ?" Tanya Lili

"Benar, Sayang. Nanti kamu juga tau." ucap Lisni

"Hmm. Bentar, biar Lili tembak. Pasti, Linggar pulang" tebak Lili

Erlan dan Lisni hanya tersenyum dan mengangkat bahunya.

"Ah!! Jadi bener Linggar bakal pulang ke London." ucap Lili antusias

"Uhh berarti. Nanti aku ada yang bantuin buat desain kafe." sambung Lili

Lisni menghela nafas "Sayang, kenapa kamu harus buka kafe, Mama punya butik, dan kamu bisa jadi penerus nanti, atau kamu gantiin posisi Papa diperusahaan, pasti Papa kamu mau."

"Bener Lili. Papa punya perusahaan, dan Mama kamu juga punya butik, jadi nanti kamu bisa gantiin posisi kita." kata Erlan

"Lili tau, Lili kapan aja bisa ambil alih perusahaan Papa atau butik milik Mama, tapi Lili mau bangun usaha Lili sendiri dari nol, bukan ambil alih perusahaan kalian yang udah berdiri sukses, lagian juga ada Linggar," kata Lili

"Yasudah apapun yang kamu lakuin, Papa bakal dukung dan Papa nggak akan maksa kamu, Lili." ucap Erlan seraya menyeruput tehnya

"Mama juga, kami nggak akan maksa kamu buat gantiin, Mama bakal selalu dukung putri kesayangan Mama." Lisni memeluk Lili

"Makasih yaa, Lili sayang sama kalian." ucap Lili

"Oh iya. Lili bakal pulang lagi ke Jakarta minggu depan." sambung Lili

"Tapi sayang. Kamu udah minta izin selama dua minggu, nanti sekolah kamu gimana." kata Lisni

"Hmm. Iyauda, nanti Lili pulang rabu." kata Lili

Erlan dan Lisni mengangguk. Bukannya mereka tidak mengizinkan Lili untuk berlama bersama mereka, hanya saja mereka memikirkan pendidikan Lili yang tidak lama nanti akan lulus. Erlan tidak mau Lili malas dalam soal pendidikan atau usahanya nanti, bahkan Erlan dan Lisni tidak pernah memanjakan kedua anaknya.

Lili menghela nafas, ia mengambil ponselnya. Ingin rasanya ia menghubungi Rivan kembali, menanyakan kabarnya namun Lili takut mengganggu Rivan. Bahkan Lili juga sangat rindu terhadap Lintang dan juga teman yang lainnya, tidak terasa ia sudah cukup lama berada di London bersama orang tuanya.

•••••

Rivan memainkan gitarnya seraya menatap jalanan, sore ini hujan turun sangat deras. Membuat ia merindukan sesok Lili, ia menghela nafas entah sampai kapan ia akan terus begini. Bahkan ia hanya mau Lili kembali lagi, namun entahlah.

RIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang