Lili berjalan kearah koridor perpustakaan karena ia disuruh untuk mengambil beberapa buku cetak Biologi. Lili masuk kedalam perpustakaan yang tampak tidak terlalu ramai. penjaga perpustakaan tersenyum saat melihat Lili masuk.
"Siang, Bu Rika." sapa Lili tersenyum
"Siang juga, Lili. Mau cari buku apa ?" tanya Bu Rika
"Saya mau cari buku biologi, Bu, 15 buku." ucap Lili
"Oh itu ada disana." ucap bu Rika seraya menunjuk kearah rak buku biologi
Lili mengambil lima belas buku biologi, ia cukup merasa kerepotan saat membawanya. Lalu Lili keluar dari perpustakaan.
"Tuhan, siapapun kasih seseorang untuk bantuin hambamu ini." gumam Lili
Rivan melihat Lili yang sedang kerepotan membawa buku. Ingin rasanya ia membantu Lili, namun percuma saja jika dirinya membantu Lili. Cewek akan menjauh darinya, Rivan berjalan kearah Lili ia berjalan tepat berada dibelakang Lili.
"Bu Ine, kenapa cuma nyuruh gua doang." gumam Lili kembali
"Sini gua bantu.
Suara familiar membuat Lili menoleh. Sontak membuat Lili terkejut.
"Gua bantu." ucap Rivan
"Nggak usah gua bisa sendiri." balas Lili
Yovan melihat Lili dan Rivan. Yovan berjalan kearah Lili, Rivan menatap tajam saat Yovan datang.
"Sini. Cewek nggak boleh bawa yang berat, nanti tangan lo sakit." ucap Yovan seraya merebut buku cetak dari tangan Lili
"Yovan."
"Udah nggak papa. Ayo pasti lo disuruh bu Ine, buat naruh buku biologi ke kelas IPA 1." ucap Yovan
Lili hanya mengangguk. Yovan berjalan lebih dulu dan disusul oleh Lili. Sebelum Lili pergi, ia melihat kearah Rivan yang tampak sedang menahan emosinya. Bahkan tangan Rivan terkepal, Lili hanya diam. Semenjak kejadian malam itu, Rivan dan Lili tidak pernah berhubungan lagi. Bahkan untuk komunikasih saja tidak. Rivan menatap punggung Lili yang sudah menjauh.
Ini salah gua. Gua nyesel, gua mau lo kembali lagi. Batin Rivan
✡✡✡✡✡
Bel pulang berbunyi. Semua keluar dari kelas masing-masing. Rivan dan yang lain keluar dari dalam kelas, Galih menatap Rivan yang sejak tadi hanya diam bahkan ditanyakan oleh guru, Rivan tidak menjawab. Dior menatap kearah Galih seolah bertanya ada apa dengan Rivan. Galih mengangkat kedua bahunya.
"Lo kenapa ?" Dior menepuk bahu Rivan
Rivan diam tidak menjawab, Rivan menoleh kearah kelas Lili. Terlihat Lili keluar dari dalam kelasnya, Lili sedang membereskan rambutnya yang diikat. Ingin rasanya Rivan melepaskan ikatan rambut Lili, karena ia tidak suka ada yang melihat leher Lili. Galih mengikutin arah tatapan Rivan, ternyata tertuju kepada Lili.
"Lo tau nggak. Banyak cowok diluar sana yang berharap jadi cowok dia, bahkan masih banyak juga yang nantiin dia. Tapi lo, dengan mudahnya biarin dia pergi." kata Galih
Rivan menoleh kearah Galih. Jefan, Fafian, Fazan, Dior ikut menoleh kearah Galih. Lili melihat ada keenam cowok yang sedang memperhatikannya, Lili langsung menoleh kearah lain. Lalu Lili berjalan melewati mereka, ia tidak peduli dengan mereka yang memperhatikannya, Rivan diam sebenarnya ingin ia menarik tangan Lili namun percuma.
"Lili." seru Dior
Lili menoleh "Ada apa ?"
"Lintang tadi nggak masuk ?" tanya Dior
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAN
Teen FictionMenjalin hubungan dengan Lili, tidak mudah untuk hubungannya berjalan mulus. Rivan Eldaren, cowok yang terkenal dengan sikap dinginnya, mulai menjatuhkan hatinya untuk Lili Ravenna. Cewek cantik yang cukup populer di SMA 1 Cendrawasih. "Seluruh seme...