Wanita paruhbaya berjalan menghampiri putra tunggalnya, yang berada didalam kamarnya. Semenjak Lili pergi ke Jerman, putranya menjadi sangat diam dan dingin sekali. Bahkan hanya untuk berbicarapun hanya seperlunya saja. Leni tersenyum saat melihat putranya tengah duduk dibalkon seraya melukis, entah melukis apa.
"Cantik!" Pekik Leni
Rivan menoleh kearah mamahnya. Leni tersenyum melihatnya, ia seraya menaruh jus diatas meja.
"Mamah!" Gumam Rivan sangat pelan
"Mamah ganggu kamu yah ? Maaf yah kalo Mamah ganggu, Mamah kesini bawain kamu jus. Diminum yah, sayang!" Kata Leni
Rivan diam, ia menoleh kearah segelas jus dan menatap kembali kearah lukisannya. Rivan menatap lukisan wajah Lili yang ia lukis tadi, jujur dirinya sangat merindukan Lili. Entah ia tidak tau bagaimana perkembangan Lili disana, apa semakin membaik atau tetap.
"Dulu, Mamah pernah ngerasain apa yang kamu rasain sekarang. Rasanya bimbang, Mamah juga selalu nunggu!"
Ucapan Leni membuat Rivan menoleh dan menatapnya.
"Maksud Mamah ?" Tanya Rivan
"Yah, dulu sebelum Mamah nikah sama Papah kamu. Mamah pernah berada diposisi kamu sekarang. Dulu Papah kamu itu koma selama 5 bulan, gegara kecelakaan mobil yang hampir membuat nyawa Papah kamu nggak tertolong! Disitu Mamah kacau, bener-bener kacau dan Mamah nggak tau harus bagaimana saat denger kalo Papah kamu dinyatain koma. Papah kamu dirawat dirumah sakit Indonesia, selama dua bulan dan tetep nggak ada perkembangan sama kaya Lili. Dan tiga bulan keluarga Papah kamu minta buat Papah kamu dibawa ke Jerman, awalnya Mamah sempet nggak setuju sama keputusan keluarga Papah kamu!" Kata Leni
"Kakek kamu, nasehatin Mamah buat relain Papah kamu dibawa ke Jerman demi kebaikannya. Dan yah, Mamah relain selama tiga bulan Mamah nunggu Papah kamu, berharap Papah kamu segera pulang ke Indonesia dan Mamah juga selalu berdoa kepada tuhan, untuk kesembuhan Papah kamu!"
"Dan percaya sama Mamah, Rivan. Apapun yang kamu tunggu entah itu apa, tuhan pasti akan mempertemukannya. Karna dibalik kesabaran yang tulus dalam diri kita, akan membuat kita bahagia kelak! Mamah dulu kaya gitu sayang, dan mungkin anak Mamah ini lagi diuji sama tuhan! Mamah yakin Lili bakal sembuh disana" Sambung Leni seraya memeluk Rivan
Rivan diam, ia mendengar semua cerita yang mamahnya ucapkan. Ia bisa mencerna apa yang mamahnya ucapkan tadi, ia paham semuanya sekarang.
Leni melepaskan pelukannya, ia menangkup wajah Rivan. Dan tersenyum kepada putranya itu, Rivan menatap mata mamahnya.
"Lili pasti kembali, Rivan!" Ucap Leni
Rivan mengangguk, dan langsung memeluk tubuh wanita paruhbaya itu.
"Rivan kangen banget sama Lili, Ma! Rivan tau belum bisa jadi yang terbaik buat dia, tapi Rivan cinta banget sama Lili. Rivan belum siap kalo harus kehilangan Lili nanti, Ma! Rivan sama sayang Lili!" Ucap Rivan dengan nada redah
Leni mengangguk dan menggelus rambut Rivan.
"Mamah tau, sayang. Mamah juga kangen sama Lili, pasti kita semua juga kangen sama dia. Lili bakal kembali, sayang!" Ucap Leni
"Tapi kapan, Ma ? Udah satu bulan ini keluarga Lili nggak ada kabar, Ma. Setiap kali Rivan hubungin Bang Linggar, nomer dia nggak aktif Ma. Semenjak Lili koma, Rivan seolah kaya nggak punya semangat Ma. Cuma Lili yang jadi penyemangat Rivan, Ma!" Kata Rivan
Leni diam, ia tidak tau harus menjawab apa lagi kepada putranya itu. Ia paham apa yang Rivan rasakan saat ini, ia mengerti. Bahkan sejak Lili dibawa ke Jerman oleh keluarganya bulan lalu, Rivan seolah tidak punya semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAN
Teen FictionMenjalin hubungan dengan Lili, tidak mudah untuk hubungannya berjalan mulus. Rivan Eldaren, cowok yang terkenal dengan sikap dinginnya, mulai menjatuhkan hatinya untuk Lili Ravenna. Cewek cantik yang cukup populer di SMA 1 Cendrawasih. "Seluruh seme...