Part 48

10K 411 6
                                    

"Jika dengan lo pergi untuk sementara gua rela. Tapi gua berharap lo nggak akan pergi lama. Karna gua akan nunggu lo disini, sampai lo kembali lagi. Gua rela karna mungkin ini yang terbaik buat lo"


#RivanEldaren.

🍃🍃🍃🍃

Tiga minggu kemudian...

Rivan berjalan masuk kedalam sebuah toko bunga langganan-nya, penampilan Rivan bisa dibilang tidak terlalu rapih. Rambut yang berantakan, bahkan raut wajahnya tampak tidak segar begitu lesuh.

"Cari bunga, Mas ?" Tanya seorang pelayan bunga

Rivan mengangguk "Saya cari bunga mawar putih, Mba!"

Pelayan mengangguk dan mengambil sebuket mawar putih kepada Rivan, Rivan membayarnya.

"Buat pacarnya, Mas yah ?" Tanyanya kepada Rivan

"Iya Mba!"

"Tapi ko pacar Mas nggak pernah diajak langsung kesini, emang kemana ?"

Rivan menghela nafas "Pacar saya dirumah sakit Mba. Dia koma udah tiga minggu ini, tolong bantu doa yah Mba. Supaya pacar saya sadar dari komanya!"

"Hm Mas, saya nggak tau. Saya turut sedih, iya Mas pasti saya doakan buat pacarnya!"

Rivan mengangguk "Iyaudah Mba. Makasih!"

Rivan melangkah keluar dari dalam toko bunga. Ia diam sejenak didepan toko bunga, menatap jalan raya yang tidak terlalu ramai dan tidak macet. Seketika bayang-bayang canda, tawa dan senyum Lili terlintas dipikirannya.

"Gus kangen lo!!" Gumam Rivan pelan

Rivan masuk kedalam mobil sport-nya, ia melajukan mobil-nya menuju kerumah sakit.

🍂🍂🍂🍂🍂

Ruangan yang sepi dan hanya ada bunyi mesin Elektrokardiograf yang terus berbunyi. Seorang cewek yang terus terbaring lemah diatas brankar, tidak ada perkembangan sama sekali selama tiga minggu ini. Tetap sama seperti saat dimana cewek itu dinyatakan koma, entah sampai kapan cewek itu akan sadar dari komanya. Semua tim medis sudah berusaha sebaik mungkin dan semampu mereka, untuk membuat cewek itu tersadar dari komanya. Namun hasilnya tetap sama tidak ada tanda-tanda kondisinya stabil.

Entah sampai kapan cewek bernama lengkap Lili Maharani itu akan bangun dari komanya. Bahkan keluarga Lili selalu berharap agar Lili cepat bangun dari komanya, namun semuanya tetap sama akan seperti itu. Mungkin tuhan belum mengizinkan Lili untuk sadar dari komanya, mungkin tuhan masih ingin menyuruh Lili untuk beristirahat sejenak.

Linggar menutup laptop-nya, ia menoleh kearah Lili yang belum ada perkembangan. Sejak kemarin Linggar yang menjaga Lili, Erlan dan Lisni berada dirumah. Linggar menyuruh orang tuanya untuk pulang dan beristirahat. Karna sudah seminggu yang lalu Lisni mamah Lili tidak mau pulang, hanya mau untuk menunggu Lili sampai sadar dari komanya. Namun Linggar tidak mau Lisni juga ikut sakit nantinya, jadi Linggar memaksa Lisni untuk pulang bersama Erlan papahnya.

"Dek, gua kangen sama lo. Kapan lo bangun?!" Bisik Linggar kepada Lili

Hening tidak ada suara, dan tetap sama hanya ada suara elektrokardiograf saja. Linggar menghela nafasnya, ia tersenyum sendu. Linggar sangat merindukan sesok adik kesayangannya, rindu mendengar suara, canda, tawa dan rengekan Lili. Bahkan rindu ketika ia menjahili Lili, namun sekarang hanya ada Lili yang terbaring lemah saja.

"Bangun, Dek. Papah sama Mamah, punya hadiah buat lo. Abang juga punya, tapi lo harus bangun dulu! Lo nggak kasian yah sama Mamah, yang terus sedih karna lo nggak mau bangun" Ucap Linggar

RIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang