Part 22

11.4K 528 6
                                    

Dua hari berlalu, Rivan sudah berusaha mencari keberadaan Lili, Rivan menyesal karena dirinya gagal mengaja Lili. Rivan dan anak yang lain sudah mencari keberadaan Lili, tapi sampai sekarang tidak ada yang tahu dimana keberadaan Lili.

Rivan mengacak rambutnya frustasi, saat Lili menghilang begitu saja tanpa kabar. Membuat diri Rivan semakin berantakan, bahkan Rivan sempat menelfon Linggar sekedar basa-basi. Rivan pikir Lili menyusul Linggar, namun tebakannya salah Linggar malah menanyakan keadaan Lili.

Rivan menghela nafas lalu memejamkan matanya berusaha untuk menenangkan dirinya. Galih, Fazan, Fafian, Jefan, dan Dior menatap prihatin Rivan. Karena semenjak Lili menghilang, Rivan menjadi lebih emosional bahkan Galih sempat menjadi sasaran samsak Rivan.

"Sialan, gua bodoh! Gua tolol, harusnya dihari itu gua terus mantau Lili. Tapi gua malah biarin dia sendirian." Rivan melempar gelas kearah dinding

"Tenang, Van. Kita semua udah berusaha sebisa mungkin." ucap Fazan

"Gimana gua mau tenang, sedangkan gua nggak tau dimana Lili!!" Sentak Rivan

"Gua paham. Tapi bener apa kata Ojan, Van. Lo harus tenangin diri lo, kalo lo terus uring-uringan kaya begini, lo nggak akan bisa berpikir jernih." ucap Jefan

"Tapi gua nggak bisa tenang! Gua takut Lili kenapa-napa." ucap Rivan mulai lirih

Mereka tahu kalau sudah menggenai Lili pasti Rivan akan paling khawatir. Karena cewek itulah yang pertama kali hadir dalam hidup Rivan. Walau mereka tahu Rivan cowok yang sangat susah di tebak, tapi jika menggenai orang yang Rivan sayang dia tidak akan main-main.

Rivan juga sudah menyesali telah menyuruh Lili pergi dari hidupnya. Tapi walau hubungan mereka berdua sudah tidak ada, Rivan tetap memantau Lili dari jauhan. Namun sekarang apa ? Ia gagal menjaga Lili, bahkan setiap kali Rivan menghubungin ponsel Lili tetap tidak aktif.

Kamu dimana Lili. Aku khawatir sama kamu, aku takut kamu kenapa-apa. Maafin aku, Li. Aku gagal. Batin Rivan

"Tenangin diri lo. Kita bakal usahain cari Lili, gua juga udah suruh anak CMS lain buat bantu cari." ucap Galih

"Iya, Van. Lo tenang aja, ada kita yang bakal bantu cari Lili." kata Dior

"Lo nggak perlu khawatir gua percaya Lili cewek yang kuat, Van. Berdoa semoga Lili baik-baik aja." ucap Fafian

"Lo harus tenang. Gua percaya cewek yang lo sayang bakal ketemu, Van. Ada kita tenang aja." Jefan menepuk bahu Rivan

"Ada kita apa gunanya kalo nggak bantu. Disini kita harus solid, disini kita juga harus saling bantu. Jadi lo tenang aja, Ketua." kata Fazan

Rivan diam menatap sahabatnya satu persatu. Ada rasa lega karena mereka selalu ada untuk dirinya, bahkan mereka keluarga kedua Rivan mereka juga yang selalu ada untuk Rivan disaat suka maupun duka.

"Makasih. Gua bersyukur bisa kenal kalian semua." ucap Rivan pelan

"Gua lebih bersyukur bisa kenal lo dan yang lain bos. Karena bagi gua lo semua itu terbaik." seru Fazan

"Bisaan aja lo centong nasi."ucap Fafian

"Iri hati mulu lo." Fazan menoyor kepala Fafian

Sontak semua terkekeh melihat Fazan dan Fafian. Memang Fazan lah yang selalu membuat kekonyol. Rivan hanya tersenyum tipis melihat Fazan dan Fafian.

•••••

Didalam kamar yang temaram. Seorang cewek yang terus menangis disudut kamar seraya memeluk kedua kakinya. Bahkan penampilannya sudah sangat kacau, rambut sangat berantakan baju lesu. Lili terus menangis ketakutan, bahkan ia menahan sakit dibagian lengan juga pipinya.

RIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang