Part 44

8.9K 362 2
                                    

   Hari berganti, pagi inipun Lili masih dirawat dirumah sakit besok Lili akan diperbolehkan pulang. Pagi ini diruangan Lili tidak ada siapa-siapa, Rivan pergi kesekolah karna dari kemarin Rivan izin tidak masuk. Sedangkan Erlan dan Lisni sedang pergi keluar untuk mencari makan, Linggar sudah pulang sejak tadi pagi subuh. Karna semalam yang menjaga Lili adalah Linggar, dan kini bergantian oleh orang tua Lili.

Seorang suster berjalan masuk kedalam ruangan Lili seraya membawa sarapan pagi. Lili yang merasa ada seseorang masuk langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Suster yang telah merawat Lili tersenyum melihatnya.

"Selamat pagi, Lili!" Sapanya

"Hm pagi suster! Maaf aku mau tanya ?" Ucap Lili

"Yah kamu mau tanya apa ?"

"Emang, disini masih mati lampu yah ? Ko dari kemarin dirumah sakit ini gelap gulati kaya gini! Kalo boleh tau kenapa suster ?" Tanya Lili

"Sebenarnya dirumah sakit ini tidak mati lampu, hanya saja mata kam--"

"Mata aku! Mata aku kenapa suster, apa mata aku buta ?" Ucap Lili to the point

Suster diam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Karna pihak dari keluarga Lili menyuruhnya untuk tidak memberitahu tentang mata Lili. Namun suster yang bernama Titis itu tidak tega jika harus terus membohongi Lili.

"Suster Titis! Kenapa diem, rumah sakit kenapa gelap. Kenapa saya nggak bisa liat apapun disini, bahkan semuanya gelap! Kaka saya bilang jika rumah sakit ini mati lampu! Apa bener sus, mata saya nggak butakan suster! Bilang sus!" Ucap Lili dengan nada lirihnya

"Disin--"

Belum sempat suster Titis menyelesaikan ucapannya. Isak tangis Lili langsung pecah, ia menggeleng kepalanya.

"Suster jawab jujur, kenapa semuanya gelap! Saya nggak bisa liat apapun disini, semuanya gelap sus! Mata saya kenapa suster, mata saya kenapa!!" Isak Lili

Lisni dan Erlan yang mendenger isak Lilo langsung berlari masuk kedalam ruang rawat Lili. Lisni langsung memeluk tubuh Lili yang bergetar, Lisni ikut menangis saat melihat Lili yang begitu rapuh sekarang.

"Ma! Ini Mama kan!" Pekik Lili

Lisni mengangguk "Iya sayang. Ini Mama, Mama disini kamu jangan nangis!"

"Ma! Mata Lili kenapa ? Kenapa Lili nggak bisa liat apapun disini, kenapa semuanya gelap Ma! Bang Linggar bilang kalo rumah sakit ini mati lampu, benerkan Ma. Dan mata Lili nggak butakan Ma!!" Desis Lili

Lisni tidak tahu harus menjawab apa kepada Lili. Ia tidak mau membuat Lili semakin terpuruk kedepannya. Erlan yang melihat Lili terus menangis tidak kuat, ia langsung ikut memeluk tubuh Lili. Lili yang merasakan aroma tubuh Papanya langsung meraba kearah wajah Erlan.

"Papa!" Pekik Lili pelan

"Iya sayang! Ini Papa" Erlan mencium tangan Lili

"Pa. Mata Lili kenapa, suster Titis nggak jawab pertanyaan dari Lili. Mama juga sama nggak jawab apapun, Pa!" Ucap Lili

"Jujur sama Lili. Mata Lili kenapa nggak bisa liat apapun, mata Lili masih bisa liatkan Pa!"sambung Lili

Erlan diam, bahkan Lisni tetap diam dan terus terisak. Lili tersenyum hambar, kini ia bisa mendapat jawabannya sendiri.

"Sekarang Lili tau! Lili butakan Pa, Ma. Pasti Lili buta karna kecelakaan itu, iyakan! Kenapa kalian nggak bilang sama Lili, kalo Lili buta! Lili inget sewaktu kejadian itu kaca mobil Sesa pecah terus kena mata Lili! Iya itu benerkan Ma, Pa! Jawab!!" Teriak Lili

RIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang