Keenam cowok badboy berdiri dilapangan sekolah. Mereka dihukum oleh pak Jono dan pak Alif karna mereka terlambat masuk sekolah. Bukan hanya itu saja mereka juga ketahuan berniat untuk membolos sekolah. Kedua guru itu menggeleng kepalanya, pak Jono dan pak Alif tidak abis pikir dengan kelakuan keenam cowok yang berada dihadapannya ini.
"Kalian lagi! Apa kalian tidak bosan dihukum terus seperti ini, datang terlambat dan berniat untuk membolos! Saya aja yang jadi guru BK bosan melihat kalian terus yang membuat masalah!" Ucap pak Alif
"Pasti kamu yang jadi biangkeroknya, iyakan Rivan! Apa kamu tidak bosan dihukum lagi, bahkan liat baju seragam kamu saja, dikeluarkan!" Ucap pak Jono dengan nada tinggi.
Rivan hanya diam. Kelima sahabatnya menoleh kearah Rivan, mereka tidak terima jika Rivan yang disalahkan. Pasalnya mereka juga salah disini.
"Pak! Disini bukan Rivan yang salah, disini juga kita semua yang salah. Karna kita juga terlambat, jadi jangan salahin Rivan!" Kata Galih
"Bener pak! Disini kita semua juga salah, bukan Rivan aja yang salah. Bahkan saya juga baju dikeluarkan!" Kata Jefan
"Bukannya kita emang itu yah pak, selalu buat onar dan masalah. Jadi nggak heran juga buat pak atau ibu guru disekolah ini!" Ucap Fafian santai
Pak Alif dan Pak Jono menatap tajam kearah ketiga muridnya itu, mereka memang selalu seperti itu akan saling membela.
"Kalian! Udah salah masih aja berani ngomong, siapa yang menyuruh kalian ngomong!" Sentak pak Alif
"Kita berani ngomong karna kita juga punya hak! Disini emang nggak ada yang menyuruh kita ngomong, pak. Pak kita punya hak buat kita ngomong, begitu juga bapak pasti mempunyai hak buat ngomong!" Ucap Rivan dengan wajah datarnya
"Ellah bener pak. Kata si bos, kita juga punya hak buat ngomong. Toh bener juga kata si Fafian, kalo kita emang sering buat onar juga masalah jadi nggak heran juga buat pak atau ibu guru disekolah ini!" Ucap Fazan
"Ujungnya juga pasti bakal dihukum, pak! Lagian juga kita udah dihukum ini disuruh berdiri dilapangan!" Ucap Dior
Pak Jono menghela nafas percuma saja berbicara kepada mereka.
"Arrggh! Sudah-sudah, kalian saya hukum untuk membersihkan halaman belakang sekolah sekarang juga!!" Tegas pak Jono
Lili yang melihat keenam cowok itu dari atas, merasa kasihan seharusnya juga dirinya ikut dihukum bersama mereka. Tapi karna Rivan yang memaksanya untuk Lili masuk kedalam sekolah lewat belakang, karna alasan Rivan agar Lili tidak terkena hukuman.
Pagi tadi, Lili dan Rivan berangkat bersama namun Rivan terlambat untuk menjemput Lili. Alhasil mereka berdua kesiangan berangkat sekolah, bahkan saat sampai didekat sekolah juga Lili dan Rivan melihat kelima cowok yang tengah berhenti. Yah mereka juga ikut terlambat masuk sekolah.
"Lili!" Pekik Lintang
"Haa! Iya ada apa, Lin" ucap Lili terkejut
"Lo kenapa ? Dari tadi lo berdiri disini aja, didalem ada tugas noh dari ibu Rini!" Ucap Lintang
Lili menghela nafas "Iya, Lin. Nanti gua kerjain ko tenang aja"
Lintang tersenyum "Lo pasti merasa bersalah sama mereka yah. Pasti lo kepikiran juga, harusnya lo ikut dihukum malah lo disinikan!"
Lili mengangguk. "Iya, Lin. Kenapa juga sih si Rivan suruh gua buat masuk lewat belakang segala, mereka juga nggak ikut masuk dan sekarang mereka malah dihukum. Harusnya juga gua ikut dihukum, Lin!"
"Udahlah, Li. Jangan lo pikirin, gua percaya ko Rivan biar lo buat masuk itu karna Rivan nggak mau cewek yang dicintainya itu kena hukuman. Yaudah ayo masuk kita harus ngerjain tugas dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAN
Teen FictionMenjalin hubungan dengan Lili, tidak mudah untuk hubungannya berjalan mulus. Rivan Eldaren, cowok yang terkenal dengan sikap dinginnya, mulai menjatuhkan hatinya untuk Lili Ravenna. Cewek cantik yang cukup populer di SMA 1 Cendrawasih. "Seluruh seme...