Part 38

9.7K 415 8
                                    

   Sudah dua hari ini, kelompok Galih mencari keberadaan Rivan dibandung. Namun hasilnya sangat nihil, karna tidak ada Rivan dibandung. Entahlah dimana cowok itu berada saat ini. Lili diam, menatap jalanan siang ini. Ada rasa rindu yang sangat dalam dihatinya, Lili khawatir terhadap Rivan bahkan dirinya sudah mencoba menghubungi Rivan. Ponsel Rivan tidak aktif, bahkan pesan yang Lili kirim tidak dilihat oleh Rivan.

"Lo dimana sih, Van. Gua kangen sama lo" gumam Lili

Galih menatap kearah kaca melihat raut wajah Lili yang tampak lesu. Yah, karna Lili tidak beristirahat bahkan Lili tidak tidur didalam mobil. Galih menjadi merasa kasihan kepada Lili, karna cewek itu sangat ingin bertemu dengan Rivan

"Li. Mending lo, tidur aja yah. Dari kemarin lo belum tidur, tenang aja kita bakal nemuin Rivan ko" ucap Galih pelan

"Bener apa kata, Galih. Lo mending tidur aja, dan lo butuh istirahat" ucap Fafian

Lili menghela nafasnya, ia menoleh kearah Jefan yang tampak terlelap. Pasalnya Jefan sudah menyetir, dan bergantian dengan Fafian sekarang. Lili memejamkan matanya, karna jujur saja Lili juga sangat lelah.

☣☣☣☣☣

Seorang remaja berjalan masuk kedalam sebuah villa bersama dengan pacarnya. Villa yang berada didaerah puncak bandung itu sangat sejuk dan membuatnya menjadi nyaman, siapapun yang datang kesana akan dibuat betah. Karna dibelakang villa ada sebuah pepohonan juga bukit, didepan villa tepatnya halaman depan ada sebuah kolam ikan juga perkebunan.

"El. Ini bagus banget tempatnya" ucapnya girang

"Kan aku udah bilang, tempatnya bakal buat nyaman banget. Iyaudah kamu istirahat dulu yah disini, aku mau kebelakang villa" ucap El

Yah siapa lagi jika bukan Elbert bersama dengan pacarnya Nungki Trisia. Mereka berdua sudah sampai dibandung siang ini, mereka berangkat sangat pagi sekali. El ke villa bukan untuk berlibur berdua bersama Nungki, melainkan untuk menemui sepupunya Rivan. Karna hanya ditempat inilah Rivan atau dirinya untuk menenangkan pikiran juga hatinya yang kacau.

"Hm, El. Emang dibelakang villa ada apa ?" Tanya Nungki

"Dibelakang villa, ada pepohon juga bukit. Tapi kamu disini aja yah, karna aku tau kamu itu cape." Ucap El seraya menangkup wajah Nungki

Nungki menggeleng "Nggak!! Aku ikut yah, aku takut sendirian"

El menghela nafas "Iyaudah ayok. Tapi kalo kamu cape bilang yah, karna bukitnya cukup jauh dari villa"

Nungki hanya mengangguk saja. El dan Nungki berjalan kearah belakang villa. Villa tersebut milik kakek mereka, hanya saja sudah jarang sekali dikunjungi karna kesibukan masing-masing. Bahkan villa itu sangat jauh dari yang namanya polusi, udaranya juga masih sangat sejuk dan segar. Nungki melihat sekeliling villa itu, jujur villa itu sangat besar bahkan bergaya Eropa klasik. Nungki tersenyum seraya memejamkan matanya, ia sangat suka udara disini karna sangat sejuk.

"Kamu suka tempatnya ?" Tanya El

Nungki langsung menoleh kearah El. "Iya aku suka banget tempatnya. Udaranya juga sejuk banget, bikin hati jadi tenang"

El hanya tersenyum melihat wajah cantik pacarnya. Sampai akhirnya mereka sampai disebuah pondok kecil, Nungki terkejut melihat ada sebuah pondok kecil yang sangat menarik.

"Itu pondok apa, El" tanya Nungki

"Dulu waktu ada kakek, pondok itu dijadiin galery seni. Sampe sekarang juga masih ada seni karya kakek juga"

"Emang kakek kamu dulu suka lukis ?"

El mengangguk. Mereka masuk kedalam pondok tersebut, Nungki dibuat takjub sama melihat banyak lukisa. Sampai akhirnya, matanya tertuju kepada seseorang cowok yang tengah melukis gambar seorang cewek yang cantik.

RIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang