Part 35

9.6K 413 5
                                    

  Sore ini Rivan berjalan keluar dari toko bunga. Ia baru saja membeli bunga untuk Lili, Rivan tersenyum tipis saat melihat senja sore ini. Seharusnya ia juga bisa melihat senja bersama Lili, namun sayangnya Lili masih terbaring koma dirumah sakit. Sudah dua minggu ini Lili belum sadar dari komanya.

Rivan menghela nafas "Seharusnya kita bisa liat senja sore ini, Li. Cuma lo masih koma"

Rivan masuk kedalam mobilnya, dan melajukan mobil untuk menuju rumah sakit. Didalam mobil Rivan hanya fokus kedepan, namun pikirannya selalu tertuju kepada Lili. Semenjak Lili koma, Rivan hanya berdoa kepada tuhan. Agar Lili bisa segera siuman dari komanya.

Rivan sampai dirumah sakit. Ia berjalan masuk kedalam ruangan Lili. Terlihat ada Lisni bersama Linggar, mereka menoleh saat melihat Rivan masuk. Rivan tersenyum hangat melihat Lisni, begitu juga Lisni tersenyum hangat.

"Tumben lo dateng sore. Biasanya lo siang" ucap Linggar

"Sorry bang. Gua lagi banyak tugas tadi, sekalian ngerjain tugas Lili juga" ucap Rivan

"Thanks yah, Van. Walau adik gua koma, lo juga tetep mau ngerjain tugas punya Lili" Linggar menepuk bahu Rivan

Semenjak Lili koma. Semua tugas sekolah Lili, Rivan yang selalu mengerjakan. Karena Rivan tidak mau Lili tertinggal materi.

"Terimakasih yah, Rivan" ucap Lisni

"Iya sama-sama. Tenang aja, Rivan bakal selalu lakuin buat Lili" ucap Rivan

"Yasudah. Tolong temenin Lili yah, mamah sama Linggar mau keluar cari makan dulu." Kata Lisni

"Iya, Van. Lo mau nitip apaan ?" Tanya Linggar

"Nggak usah bang."

"Yaudah gua keluar bareng nyokap dulu yah. Jagain ade gua" ucap Linggar

Rivan mengangguk tersenyum. Linggar dan Lisni keluar dari dalam ruangan Lili. Rivan berjalan kearah Lili, ia melihat wajah pucat Lili yang masih terpejam.

"Hai, Li" bisik Rivan

"Aku dateng, aku disini buat kamu"

Rivan menghela nafas. Ia menggenggam tangan Lili, Rivan selalu berharap jika Lili bangun. Rasa rindu selalu ada dihatinya, ia rindu segala tentang Lili.

"Li. Kapan bangun, udah dua minggu kamu belum bangun juga. Emang kamu nggak kangen sama aku, aku kangen Li disini"

"Oh iya, Li. Kamu tau nggak, tadi disekolah Ojan dihukum sama pak kumis, gegara Ojan lempar pak kumis pake kertas. Seisi kelas pada ketawain Ojan, pasti kalo kamu liat kamu juga bakal ketawa"

Rivan terus menceritakan kegiatan disekolahnya. Lili ? Tetap saja hanya terpejam, bahkan tidak ada respon sama sekali. Rivan menghela nafas kesekian kalinya, air matanya keluar ia tidak bisa menahan lagi. Bahkan dirinya sangat merindukan gadis yang tengah terbaring koma dihadapannya ini.

"Lili. Please wake up, i'm miss you"

"Tuhan. Aku tidak pernah meminta apapun padamu, tapi aku minta satu aku berharap agar gadis yang tengah terbaring koma, segera sadar dari komanya. Aku sangat merindukannya, aku mohon tuhan"

Suara pilu Rivan. Membuat sahabatnya yang melihat itu ikut merasakan apa yang Rivan rasakan. Galih, Fafian, Fazan, Dior, Jefan, dan Lintang sudah sejak tadi berada dibelakang Rivan. Tanpa Rivan tahu, Sesa ikut bersama mereka. Sesa yang melihat Rivan begitu lemah bisakan merasakannya.

"Gua nggak tega liat, Rivan terus kaya gini. Ini salah gua, seharusnya gua yang terbaring koma bukan Lili. Maafin gua" isak Sesa

"Ini bukan salah lo. Setiap musibah nggak akan ada yang tau" kata Galih

RIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang