Part 47

9.8K 390 3
                                    

    Rivan berjalan keluar dari dalam kelasnya, kebetulan hari ini kelasnya sedang free jadi ia bebas untuk pergi kerooftop. Rivan berjalan kearah rooftop, ia hanya ingin menenangkan dirinya saja. Didalam kelas sangat ribut dengan tingkah laku para sahabatnya juga murid yang lain.

Rivan memejamkan matanya saat sudah berdiri rooftop seraya menghirup udara siang ini yang tampak sedikit mendung. Rivan melihat ke sekeliling rooftop, biasanya ia dan Lili juga berada disini berdua hanya untuk tidur siang atau membolos pelajaran.

Namun sayangnya semuanya hanya kenangan, biasanya hari-hari Rivan disekolah akan diisi bersama Lili. Tapi sekarang berbeda, sudah tidak ada Lili. Rivan akan bisa bertemu dengan Lili jika dirumah saja tidak disekolah. Rivan mengacak rambutnya frustasi.

"Arrggghhh!!!" Teriak Rivan

"Gua kangen kita selalu bareng-bareng lagi, Li!" Gumam Rivan

"Ternyata lo disini. Gua cariin!"

Suara Fafian membuat Rivan menoleh kearah Fafian. Fafian diam menatap Rivan seraya tersenyum miring.

"Mau sampe kapan lo kaya gini ?  Semakin hari, gua nggak pernah liat Rivan yang dulu. Lo semakin kacau paketu!" Ucap Fafian

Fafian tidak tega melihat sahabatnya terus terpuruk hanya karna keadaan Lili. Fafian dan anak lain yang sudah berusaha untuk mencari pelakunya namun sampai saat ini belum juga ketemu. Bahkan Fafian dan yang lain sudah berusah sebisa mungkin untuk mencari pendonor mata untuk Lili.

"Gua kaya gini karna Lili!" Ucap Rivan pelan namun masih bisa didengar oleh Fafian

"Lili ? Emang dia ngapain lo, iya gua tau lo juga terpuruk liat keadaan cewek lo kaya gitu! Tapi harusnya lo bisa semangat terus, dan harusnya juga lo mikir. Disaat cewek lo terpuruk lo harusnya kuatin hati dia, semangat dia buat nerima kenyataannya! Bukan malah lo ikutan terpuruk!!" Kata Fafian

"Disini kita semua lagi berusaha cari pelakunya dan lagi berusaha juga buat cari pendonor mata buat Lili! Apa gunanya kita kalo lo sendiri seolah kaya nggak anggap kita ada!" Seru Fafian

Rivan diam membuang muka kearah lain. Fafian benar, semua sahabatnya sedang berusaha untuk mencari pelaku dan pendonor mata untuk Lili. Fafian juga benar, seharusnya ia terus semangat dan menguatkan Lili dalam kondisinya sekarang.

"Gua yakin. Cewek lo itu, cewek yang kuat! Dia bakal terima kenyataannya kalo dia buta! Tapi lo harus terus semangat dia paketu, kuatin dia!" Fafian menepuk bahu Rivan

"Kalo Lili tau, lo kaya gini dia bakal sedih!" Sambung Fafian

Rivan menghela nafas berat, tiba-tiba ponsel milik Rivan berbunyi. Ia mengambil ponselnya, ternyata Bi Aa menelfon Rivan.

"Hallo Bi!"

"Den! Non Lili diculik sama orang berpakaian serba hitam."

"Diculik! Ko bisa, Bi."

Bi Aa, bilang jika Lili diculik oleh orang berpakaian serba hitam dan dibawa masuk kedalam sebuah mobil. Saat Bi Aa dan Lili tengah berada ditaman komplek, Fafian yang melihat perubahan wajah Rivan bingung.

"Van!" Fafian menepuk bahu Rivan

"Lili diculik, Ian!" Seru Rivan seraya melangkah pergi dari hadapan Fafian

Fafian juga ikut berlari mengejar Rivan, dalam pikirannya saat ini hanya ada Lili.

🍂🍂🍂🍂🍂

"Lepasin! Lepasin gua" Teriak Lili

Saat ini Lili tengah dikurung oleh seseorang, yang sama sekali Lili tidak tau. Bahkan tangan dan kali Lili diikat, sesekali Lili meringis kesakitan karena ikatan talinya sangat kencang. Ruangan yang gelap dan lembab, membuat Lili bisa merasakan jika dirinya tengah dikurung disebuah tempat yang mungkin jauh dari daerah rumahnya.

RIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang