Rain

2.1K 93 0
                                    

Hujan masih betah membasahi jalan, dan tentu saja membuat jantung Yola semakin berdegup melihat perlakuan Jo kepadanya, walau hanya memegang tangannya itu sangat membuat efek yang tidak baik untuknya.
Yola masih betah ditoilet dirinya harus keluar dalam keadaan dimana jantungnya tidak berdegup terlalu kencang.

Jo masih berdiri didepan toilte perempuan dirinya masih betah nungguin Yola yang tiba-tiba minta dirinya menemani ke toilet, sebenarnya ada perasaan senang ketika Yola memintanya untuk menemani ke toilet, Jo yakin tuhan memang baik dan Jo semakin yakin kalau dirinya dan Yola sementara ini hanya dipisahkan dan akan dipersatukan kembali dalam waktu yang baik.

Kini Jo merasa khawatir karena Yola tak kunjung keluar, dan semakin lama Yola keluar dari toilet banyak argumen yang ada dibenak kepala Jo saat ini apakah Yola terpeleset atau ketiduran didalam toilet? Jo ingin sekali menerobos toilet perempuan tapi nyalinya sedikit ciut dan Jo punya alasan sendiri karena dirinya tak mau dipanggil mesum disaat mencoba menerobos toilet.

Untung niat itu dipikirkan kembali oleh Jo, karena setelah memiliki niatan seperti itu Yola sudah keluar dari kamar mandi, ingin seklai Jo marah sambil memeluk Yola tapi niatan itu lagi-lagi dihilangkan.

"Udah? Yuk kita harus jalan keburu macet lagi." Jelas Jo

"Tapi kaya nya lo masih ngantuk. Nanti aja."

"Thanks udah khawatir tapi kayanya lo nggak mau lama-lama dideket gue."

Yola diam, Jo salah justru dirinya saat ini ingin berlama-lama dengan Jo perasaanya kepada Jo sudah berubah Yola ingin mengatakan itu tapi karena gengsi, Yola memilih untuk diam dan mengiyakan ucapan Jo.

Didalam mobil, keduanya tidak berbicara hanya suara musik yang terdengar saat ini, Yola selalu seperti ini menyukai Jo terlebih dahulu, dirinya selalu melangkah lebih dulu dan seharusnya Yola tidak boleh menyukai kembali Jo, bagaimanapun dirinya pernah terluka oleh Jo.

**
Mereka berdua sampai sekitar jam 3 subuh tadi dan, Jo sudah mengantarkan Yola dengan selamat, dan untuk pertama kali nya Jo tidak turun dari bangku pengemudi, dibiarkannnya Yola turun sendiri dan setelahnya Jo langsung menancap gas, Jo berpikir dirinya juga bisa bersikap cuek untuk saat ini walaupun dirinya tak suka bersikap cuek untuk Yola tapi hubungan yang rapuh memperlukan tarik ulur juga bukan?

Didalam apartemen Jo mempersiapkan diri untuk malam nanti peresmian pembukaan restaurant nya, walaupun ini bukan pertama kali tapi perasaann gugup itu pun selalu ada.

Dilihatnya langit kamarnya, kosong itulah yang dirasakan Jo saat ini, dirinya tidak bisa menahan rasa kosong ini.
Dirinya langsung menghubungi Bela, dan tentu saja respon pertama tidak berhasil dan untuk ketiga kali nya akhirnya bela merespon.

"Ngapain sih nelpon di pagi buta?"

"Rindu sama adik tercinta."

"Jijik. Padahal gue ngantuk banget karena hape gue bunyi terus dan gue takut Aira yang masih pules Bobo kebangun."

"Leo kemana?"

"Ada, mereka masih tidur."

"Kurang ajar si Leo adik gue bangun lebih cepet daripada dia."

"Jangan katain suami gue ya."

"Cielah mesra banget jadi iri akutuh."

"Ada apaan telpon jam segini? Bikin kesel aja tau nggak."

"Kangen sama adik sendiri nggak boleh ya?"

"Jo. Please banget jangan ngomong ngelantur dan nggak penting ini lo bikin gue bangun dijam enam pagi!"

"Biasanya emang jam segini kan lu bangun?"

"Kalo nggak penting gue blokir nomer lo! Sumpah."

"Kejamnya dirimu. Hm bytheway sebenernya gue mau ngundang lo di acara pembukaan resto gue yang new itu dan yang terpenting Aira harus ikut karena aira salah satu tamu spesial gue."

"Niat gue makin kuat buat ngeblokir nomer lo. Sip."

"Hahaha, lo tuh ya emosinya makin kuat. Gue heran kenapa Leo jadikan lo istrinya."

"Demi Tuhan gue nyesel angkat nih telpon."

Didengarnya suara bela yang makin emosi Jo berniat menghentikan candaan nya.

"Sorry, Good morning joke dari gue walaupun nggak ada joke nya sama sekali. Hm bel gue mau cerita sama lo."

Bela diam, dirinya hanya mengeluarkan suara nafasnya.

"Bel. Gue harus gimana? Gue binggung dan untuk sekian kalinya gue dilanda galau seperti anak remaja. Yola makin hari makin nggak bisa dibaca perasaannya ke gue gimana dan makin lama Yola bikin gue berpikir liar. Dan yang gue yakin Yola sama sekali nggak ada perasaan buat gue, kenapa gue bisa bilang gitu? Matanya sudah menjelaskan kalo dia sangat benci gue bahkan kalo diijinin kayanya Yola mau nampar sambil ngomong kasar seperti umpatan."

Jo berhenti, tanpa sadar ada perasaan kesal dan kecewa terhadap dirinya yang sekarang sudah menciut seperti pencundang.

"Jo?"

"Hm. Ngomong aja gue dengerin omongan dan makian lo kok bel."

"Kenapa akhir-akhir ini lo jadi ciut kaya plastik kena api? Mana Jo yang ambisius. Lo beraninya sama gue doang sih, nih gue kasih tau ke lo ya selama lo ada diselandia baru Yola sama sekali belum ngedate sama cowok lain dan gue nggak bisa kasih tau alasannya karena itu bukan hak gue buat kasih tau itu walaupun kita adik kakak. Yang gue mau lo harus bawa Yola kerumah kita lagi jadikan dia sebagai kakak ipar gue satu-satunya. Inget jangan pernah ngelukain Yola lagi karena gara-gara ucapan sampah lo itu dia depresi dan lo tau itu makanya kalian berdua mutusin untuk cerai walaupun gue tau banget kalo lo sama sekali nggak mau pisah sama Yola."

"Bel. Gue boleh ngomong sesuatu?"

"Apa? Ngomong aja."

"Dari omongan lo yang panjang itu sejujurnya gue nggak paham."

"SETAN!!!!" Teriak bela yang otomatis langsung dimatikan oleh Jo.

***

Up-up yeaaayyyy
Alhamdullilah akhirnya😭
Selamat bertemu kembali dengan Jo dan Yola.
Semoga makin banyak yang mampir dan memberikan cinta ke cerita pertama ku ini❤️

Ayo teman-tema kita doakan buat saudara kita yang di Banten dan Lampung. Semoga saudara kita diberikan dan kesabaran❤️
YaAllah lindungilah Indonesia kita
Aamiin
Al-fatehah

Much love
AN🐥

After Break UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang