Kalian tahu apa yang dirasakan ketika seseorang yang sudah lama sekali tidak menghubungi kita via telepon dan tiba-tiba menelpon itu rasanya sedikit membuat jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Itu yang sedang dirasakan oleh Yola saat ini, hatinya sangat gelisah ketika dirinya mendapatkan telpon dari Jo siang tadi.
Rasanya cukup aneh, dan sedikit menggelitik perut ketika suara Jo terdengar di kupingnya tadi, Yola berpikir sudah sangat lama dirinya tidak mendengar suara berat Jo ditelpon.
Yola yang saat ini ada diapartemen memikirkan apa yang akan dibicarakan oleh Jo sampai meminta nya bertemu dengannya. Yola harus bersiap terlebih dahulu.Disisi lain Jo sedang merenung apa keputusan yang dipilih akan membuat semua orang bahagia? Atau hanya membuat penderitaan makin dalam? Dirinya masih tidak tahu apa yang akan dibicarakan nanti ketika matanya bertemu dengan mata hitam pekat Yola, semenit kemudian dirinya menyesal mengajak Yola bertemu sangat tidak jantan bukan? Inilah sifat Jo suka plin plan dan inilah sifat yang sangat Jo hilangkan dari dirinya.
Dafa masih diapartemen nya, sosok Dafa yang mondar-mandir makin membuatnya pusing.
"Bisa lu pergi?"
"Weits ngusir. Masih betah njir gue."
"Jangan bolak balik lu. Pusing gue."
"Yailah gue bolak balik kan juga ngebenerin handuk."
"Karena lu bolak balik malah bikin pikiran gue tambah pusing."
"Mana gue tau kalo lu lagi mikir."
"Bisa diem sebentar?"
Jo mengucapkan kalimat itu dengan mata tajam nya seperti ingin meninju orang, Dafa langsung diem karena diam sekarang pilihan yang baik daripada menjawab terus menerus.
"Gue balik apartemen gue aja kali ya."
Jo tidak menjawab ucapan Dafa karena dirinya masih diam sambil memikirkan apa yang akan dilakukannya nanti dihadapan Yola.
"Jo?"
"Hm"
"Lu lagi stres banget kayanya. Mau ke psikiater?"
"Jangan mulai."
"Seriusan. Gue jadi takut ngomong sama lu, kalo ada Nuel dan Ryan mereka juga bakalan sepemikiran sama gue."
"Stres sih nggak. Cuma gelisah."
"Yola lagi?"
Kali ini Jo tidak bersuara, baginya diam akan menjelaskan semuanya tentang pertanyaan Dafa tadi.
"Gue boleh kasih solusi? Kalo nggak gue nggak akan ngomong."
"Silahkan."
"Hm begini Jo. Sebenernya perasaan lu sama Yola gimana?"
"Apa gue harus jawab ketika lo udah tau jawaban nya."
"Tuhkan gue nanya baik-baik jawabnya begitu bikin ngeri."
"Pertanyaan lu yang kegampangan."
"Oke. Apa yang ngebuat lu mau balik lagi? Penyesalan atau karena hati lo masih untuk Yola. Karena kalo lo ngejar Yola karena mulut sampah lo yang waktu itu mungkin Yola akan kecewa lagi.." Dafa mengambil jeda karena tiba-tiba dirinya keselek air liur nya sendiri.
"Oke gue lanjut. Kenapa Yola kecewa? Karena Jo yang saat ini bukan mencintainya tapi Jo yang sekarang itu adalah lelaki penuh penyesalan dan ingin mendapatkan maafnya. Gitu jadi menurut gue lu tanya hati lu gimana."
"Gitu. Thanks tapi yang lu harus tau perasaan gue ke Yola masih sama saat gue ketemu dia di bandara dan ketika Tuhan mempertemukan gue dibasemant mobil, sampe akhirnya gue sharing taksi sama Yola. Perasaan itu masih cinta dicampur nafsu."

KAMU SEDANG MEMBACA
After Break Up
Aktuelle LiteraturSeharusnya kita tak pernah bertemu jika akhirnya kita memutuskan untuk berpisah. End 22.08.19 Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan bintang dan komen kalian❤️ Cerita ini masih banyak kesalahan, dan mohon maaf jika penulisan salah. Terimaksih✨ C...